"Pendidikan bukanlah mengisi ember, tetapi menyalakan api." -William Butler Yeats
Dengan segala gangguan dalam budaya kita saat ini, menjaga siswa tetap terlibat dalam pembelajaran adalah tantangan yang sangat umum. Meskipun banyak hambatan mengajar masih ada, ada beberapa hal kecil namun signifikan yang dapat dilakukan sekolah dan guru untuk meningkatkan dan mempertahankan keterlibatan siswa.
---
Apa Itu Keterlibatan Siswa?
Konsep keterlibatan siswa bersifat multidimensi, artinya ada berbagai tingkat keterlibatan di dalam kelas.
1. Keterlibatan Perilaku mengacu pada partisipasi dan keterlibatan akademik siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ini mencakup hal-hal seperti usaha, ketekunan, perhatian, mengajukan pertanyaan, partisipasi, mengikuti aturan, dan tidak adanya perilaku mengganggu. Ini sering kali merupakan jenis keterlibatan yang paling disadari oleh guru dan berusaha untuk mendukungnya.
2. Keterlibatan Emosional adalah jenis keterlibatan lain yang sama pentingnya. Ini mengacu pada sikap afektif siswa terhadap sekolah, kelas, teman sekelas, dan guru. Ini mencakup emosi seperti kebosanan, kebahagiaan, kesedihan, kecemasan, rasa memiliki, serta suka atau tidak suka terhadap sekolah.
3. Keterlibatan Kognitif adalah jenis keterlibatan terakhir, yang didefinisikan sebagai investasi strategis siswa dalam pembelajaran. Beberapa ahli melihat jenis keterlibatan ini sebagai subkomponen dari keterlibatan perilaku, tetapi mencakup fitur tambahan seperti pengaturan diri, preferensi untuk tantangan dan kerja keras, melampaui persyaratan, upaya menguasai pengetahuan dan keterampilan baru, serta menggunakan strategi pembelajaran.
Penting juga untuk dicatat bahwa ketiga dimensi keterlibatan ini saling terkait. Ketika siswa memiliki hubungan baik dengan guru dan teman sekelas serta merasa memiliki terhadap sekolah mereka (keterlibatan emosional), mereka mungkin lebih cenderung untuk berpartisipasi dalam diskusi dan kegiatan kelas (keterlibatan perilaku). Seiring waktu, hal ini dapat mengarah pada komitmen dan investasi yang lebih kuat dalam pembelajaran mereka (keterlibatan kognitif).
---
Mengapa Keterlibatan Siswa Penting?
Keterlibatan siswa dapat dilihat sebagai perekat yang menyatukan semua aspek pembelajaran dan pertumbuhan siswa.
Tidak hanya membuat pengajaran itu sendiri lebih menyenangkan, menarik, dan memuaskan, keterlibatan siswa juga telah terbukti memiliki dampak kritis pada siswa. Ketika siswa menunjukkan tingkat keterlibatan perilaku, emosional, dan kognitif yang tinggi, mereka lebih mungkin untuk unggul secara akademis, membentuk rasa keterhubungan yang lebih kuat dengan sekolah mereka, dan memiliki rasa kesejahteraan sosial-emosional yang lebih positif.
Di sisi lain, rendahnya keterlibatan siswa dikaitkan dengan berbagai hasil negatif, seperti kenakalan, kekerasan, penyalahgunaan zat, dan putus sekolah. Meskipun hasil yang mengkhawatirkan ini cenderung muncul pada masa remaja, keterlibatan yang buruk di sekolah dasar dan menengah dapat mengarahkan siswa pada jalur negatif. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan keterlibatan siswa di semua tingkat kelas.
---
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Siswa
Penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan guru-siswa adalah kontributor kunci untuk semua jenis keterlibatan siswa. Ketika siswa akur dengan guru mereka dan merasa dilihat serta didengar di dalam kelas, mereka lebih mungkin menunjukkan indikator keterlibatan yang positif. Persepsi guru tentang hubungan mereka dengan siswa juga memengaruhi keterlibatan siswa. Ketika guru melaporkan memiliki hubungan yang sulit dengan seorang siswa, kemungkinan besar siswa tersebut juga akan menunjukkan tanda-tanda ketidakpedulian.
Prediktor penting lainnya dari keterlibatan siswa adalah tingkat stres dan kelelahan guru. Ketika guru merasa sangat kewalahan, terlalu banyak bekerja, dan kelelahan secara emosional, siswa mereka lebih mungkin menunjukkan tanda-tanda ketidakpedulian. Mungkin tidak mengherankan bahwa kesejahteraan guru terkait dengan perilaku siswa di kelas; namun, mendukung guru dan kebutuhan sosial-emosional mereka sangat penting. Ketika guru merasa dihargai dan didukung oleh pemimpin sekolah mereka serta memiliki hubungan positif dengan rekan kerja, mereka cenderung tidak mengalami tingkat kelelahan dan kelelahan emosional yang tinggi.
Terakhir, pembelajaran sosial-emosional (SEL) adalah faktor lain yang dapat memengaruhi keterlibatan perilaku, emosional, dan kognitif siswa di kelas. Ketika diterapkan secara efektif, praktik SEL dapat membangun hubungan positif antara siswa dan guru serta meningkatkan rasa memiliki siswa terhadap komunitas sekolah dan kelas mereka. Keamanan emosional ini memberikan fondasi untuk bentuk keterlibatan perilaku yang lebih besar.
Ada juga hubungan antara kompetensi sosial-emosional siswa dengan fungsi eksekutif dan keterampilan kognitif mereka. Salah satu contohnya adalah keterampilan pengaturan diri dan manajemen diri siswa, yang telah dikaitkan dengan keterlibatan kognitif dan kemampuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang konten akademik.
Sumber: https://www.branchingminds.com/blog/student-engagement-remote-in-person
2025: Semangat Berkarya untuk Nusantara!
0 comments:
Post a Comment