Model pembelajaran yang sesuai dengan isi dalam permendikbud
nomor 103 Tahun 2014 dan permendibud nomor 22 Tahun 2016 adalah model
pembelajaran yang bukan berbasis ceramah atau hafalan, tetapi model
pembelajaran yang berbasis aktivitas dan kreativitas, menginspirasi,
menyenangkan dan berprakarsa, serta lebih
mengacu pada makna ‘alami, sesuai fitrah manusia’ yaitu: terpusat pada peserta
didik, autentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan peserta didik
sehari-hari. Model pembelajaran yang dimaksud, misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based
learning, dan inquiry learning.
Menurut
permendikbud nomor 22 Tahun 2016, bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian,
seperti model discovery atau
inquiry learning. Sedangkan untuk mendorong kemampuan peserta didik
untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah, misalkan dengan menggunakan model project based
learning. Berikut penjelasan dari
model-model tersebut.
1. Model
Discovery Learning.
Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mencari tahu tentang suatu permasalahan dan menemukan solusinya berdasarkan
kepada hasil pengolahan informasi yang dicari dan dikumpulkannya sendiri,
sehingga peserta didik memiliki pengetahuan baru yang dapat digunakannya dalam
memecahkan persoalan yang relevan.
Langkah model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;
a.
Stimulation
(memberi stimulus); guru memberikan stimulan, untuk diamati peserta didik agar
mendapat pengalaman belajar, dan
mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi
atau melihat gambar.
b. Problem
Statement (mengidentifikasi masalah); merupakan kegiatan peserta
didik dalam menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada
kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari
informasi, dan merumuskan masalah.
c.
Data
Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi
yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi.
Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta
membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif
pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
d. Data
Processing (mengolah data); peserta didik mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata,
sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan
aplikatif.
e. Verification (memverifikasi);
peserta didik mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data melalui
berbagai kegiatan, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
f. Generalization
(menyimpulkan); Peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil kesimpulannya
pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat
melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
2.
Problem Based Learning (PBL)
Model
pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari, dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya, misalnya tentang pengaturan
lalu-lintas. Permasalahan yang diajukan pada model PBL, bukanlah permasalahan
“biasa” atau bukan sekedar “latihan” yang diberikan setelah conoth-contoh soal
disajikan. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena.
Fokusnya adalah bagaimana peserta didik mengidentifikasi isu pembelajaran
sendiri untuk memecahkan masalah, dan materi maupun konsep yang relevan
ditemukan oleh peserta didik sendiri.
Langkah-langkah pembelajaran PBL adalah sebagai berikut:
a. Mengorientasi peserta didik pada masalah; Tahap ini untuk
memfokuskan peserta didik mengamati masalah
yang menjadi objek pembelajaran.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran; Pengorganisasian pembelajaran merupakan
salah satu kegiatan dimana peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau
menanya) terhadap masalah yang dikaji.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok; Pada tahap ini
peserta didik melakukan percobaan untuk memperoleh data dalam rangka menjawab
atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; Peserta didik
mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari
berbagai sumber.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; Setelah
peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya
dianalisis dan dievaluasi.
3.
Project Based Learning (PjBL)
Model
pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik untuk memahami pembelajaran
melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek,
serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai
berikut;
a. Menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta
didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
b. Mendesain
perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada,
disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
c. Menyusun
jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting
agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
d. Memonitor
kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
e. Menguji
hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
f.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan sebagai acuan
perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran
lain.
4.
Model Inquiry Learning
Model
pembelajaran Inkuiri merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistemik, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya. Peserta didik harus dapat mengumpulkan informasi tambahan, membuat
hipotesis dan mengujinya. Peran guru selain sebagai selain sebagai pengarah dan
pembimbing, guru menjadi sumber
informasi data yang diperlukan. Berikut adalah langkah-langkah dalam model
inkuiri.
a.
Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau
fenomena.
b.
Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang
dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui berbagai
sumber.
c.
Mengajukan dugaan
atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik dalam mengasosiasi atau
melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d.
Mengumpulkan data
yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga peserta
didik dapat memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan
suatu kesimpulan.
e.
Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah
diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau
menyajikan hasil temuannya.
*disadur dari direktorat pembinaan smp, direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah, kementerian pendidikan dan kebudayaan tahun 2017.
0 comments:
Post a Comment