This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Laman

Sunday, February 26, 2017

Amalan Wanita Haidh (Menstruasi)


حمدا له أظهر في الوجود *** نور حقيقة النبي المحمود

وصل يا رب على محمد *** الفاتح الخاتم طه الأمجد

وناصر الحق وهادينا الى *** صراطك القويم نهج الفضلا

وآله بحق قدره الفخيم *** وجاه مقدار مقامه العظيم.

أما بعد:

Imam Abdurrahman Bin Abdus Salam as-Shafuriy as-Syafii (wafat tahun 894 Hijriyah / 1489 Masehi) rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Nuzhatul Majalis Wa Muntakhabun Nafais: Apabila wanita haidh selesai haidhnya, maka hendaknya ia mandi dan mengerjakan shalat dua rakaat. Setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan lanjut membaca Qul Huwallahu Ahad (surat al-Ikhlash) 3 kali, maka Allah Ta'ala akan memberikan ampunan bagi dosa-dosa yang ia pernah lakukan baik dosa kecil maupun besar dan Allah Ta'ala perintahkan malaikat untuk tidak mencatat dosa-dosanya sampai haidh yang akan datang, diberikan pahala 60 orang yang syahid, dibangunkan kota di dalam surga, setiap rambut yang ada di kepalanya bercahaya, bila ia meninggal dalam keadaan haidh berikutnya dicatat seperti orang yang mati syahid. Masa-masa haidh yang dialami seorang perempuan menjadi penggugur dosa-dosanya yang lalu.

Doa saat wanita mengalami haidh:

الحمد لله على كل حال وأستغفر الله من كل ذنب

Alhamdulillahi ala kulli hal, wa astaghfirullaha min kulli dzamb

Artinya: Segala puji bagi Allah atas segala kondisi dan keadaan, aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.

Siapa saja dari wanita di hari pertama mengalami haidh ia membaca dzikir tersebut, maka Allah Ta'ala memberikan pembebasan dari api neraka dan kemudahan untuk melewati Shirat (titian hari kiamat) serta aman dari azab neraka.

Saat wanita haidh diharamkan melakukan shalat tetapi masih ada amalan berfadhilah besar yang ia dapatkan dengan membaca istighfar 70 kali di setiap datang waktu shalat. Siapa saja wanita yang sedang haidh membaca istighfar 70 kali pada setiap datang  waktu shalat fardhu, maka Allah Ta'ala akan memberikan kepadanya pahala orang yang melakukan shalat sunnah 1000 rakaat, mendapat ampunan 70 macam dosa dan Allah bangunkan kota megah di surga sebanyak jumlah bulu dan rambut yang ada pada jasadnya.

Adapun sanad muttashil kepada Imam Abdurrahman Bin Abdus Salam as-Shafuriy as-Syafii (wafat tahun 894 Hijriyah / 1489 Masehi) rahimahullah pengarang kitab Nuzhatul Majalis Wa Muntakhabun Nafais, sebagai berikut:

الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن السيد عبد الرحمن الكتاني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي الكتاني عن شيخه السكري عن الكزبري عن الرحمتي عن النابلسي عن النجم محمد الغزي عن محمد بن عبد الرحمن الصفوري عن والده عبد الرحمن بن عبد السلام الصفوري رحمه الله 

Dikutip ulang dari kitab ittihaful amajid bi nafaisil fawaid karya Abu Mun'yah as-Sakunjiy at-Tijaniy jilid 2 halaman 29.

Referensi:
H. Rizqi Dzulqornain al-Batawiy

Hikmah Berteman Dengan Berbagai Karakter Teman

1. Ada TEMAN  yang bersifat keras, dialah  sebetulnya yang mendidik kita untuk  berani dan bersikap tegas.

2. Ada TEMAN yang lembut, dialah yang mengajarkan kepada kita cinta dan kasih sayang terhadap sesama.
 
3. Ada TEMAN yang cuek dan masa bodoh, dialah sebetulnya yang membuat kita berpikir bagaimana agar kita bersikap perhatian terhadap orang lain.

4. Ada TEMAN yang tidak bisa dipercaya dan kata-katanya sulit dipegang kebenarannya, sebetulnya dialah yang membuat kita berpikir dan merasa betapa tidak enaknya dikhianati, maka belajarlah untuk menjadi orang yang dapat dipercaya.

5. Ada TEMAN yang jahat dan hanya memanfaatkan kebaikan orang lain, sebenarnya dia adalah orang yang membuat kita bertindak bagaimana bisa berbuat banyak kebaikan namun tetap waspada.

Setiap karakter manusia di atas akan selalu baik dan mendidik kita (Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya).

Percayalah suatu saat kita pasti akan berterima kasih pada orang yang saat ini sering membuat kita sebel, sengsara, sakit hati, merasa tertindas, merasa terhina karena melalui mereka kita belajar bagaimana kita harus tegar dalam menghadapi hidup ini.

Tanpa orang-orang seperti itu kita akan selalu terlena dalam zona nyaman dan tidak berkembang.

Bersyukurlah selalu dalam setiap keadaan dan terimalah setiap orang dalam hidup kita.

Sebab, Tuhan tidak pernah keliru mempertemukan kita dengan siapa pun, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.


~anzahra

Sebelas Rumus dari Gus Mus

1) Dulu, pesantren lebih mengedepankan unsur pendidikan (tarbiyah) ketimbang pengajaran (ta’lim)-nya. Sekarang kondisinya berbalik 180 derajat. Madrasah tambah mentereng, pesantren kian menjulang. Tapi kiainya nganggur.

2) Jika hendak mengembalikan marwah pesantren kembali ke puncak kejayaannya, kiai sekarang perlu berjihad keras untuk mencapai taraf keikhlasan kiai-kiai tempo dulu. Sekarang: di mana ada kiai mandiri? Kiai sekarang ahli proposal semua.

3) Kiai dulu kalau tidak butuh apa-apa, namanya kaya. Kiai sekarang?

4) Mewacanakan konsep zuhud untuk konteks masyarakat Indonesia yang tengah begitu konsumtif dan hedon adalah laku ekstrem. Kita harus berangkat dari konsep “kecil” berupa: kesederhanaan. Sebab kesederhanaan akan melahirkan kekayaan dari dalam, bukan kekayaan dari luar.

5) Yang hilang dari para mubaligh, pendidik dan da’i sekarang adalah ruh ad da’wah (ruh dakwah) yang sejuk dan menyegarkan. Ruh dakwah yang ditebarkan oleh Nabi, Walisanga, ulama-ulama salaf, terkikis oleh perangai dakwah yang mengancam dan menakutkan. Model dakwah seperti ini tidak mengajak, tapi malah mendepak. Padahal, “aku diutus untuk mengajak, bukan untuk melaknat”, ujar salah satu hadits Nabi.

6) Ada perbedaan tajam antara makna dakwah (ajakan) dan amar (perintah). Tapi kini kedua term itu dicampur-adukkan maknanya hingga menghasilkan konsep yang rancu.

7) Nasionalisme itu bukan produk Barat. Kiai-kiai kita sejak dulu sudah menggelorakan itu pada santri-santrinya. Sebab itu, santri yang tak mencintai negerinya akan kualat oleh tuah Mbah Wahab, Mbah Hasyim Asyari, dan kiai-kiai lain yang menyimpan Indonesia dalam urat nadinya.

8) Satu di antara penyakit orang Indonesia adalah: kepentingan dulu dikedepankan, masalah dalil baru dicari belakangan.

9) Salah satu ciri khas pesantren adalah tanggung jawab ilmiah ila yawmil qiyamah.

10) Dalam mendidik, metode cerita/dongeng ditengarai masih sangat  efektif. Karena cerita tidak mengancam. Tapi begitu meresap.

11) Untuk mendidik anak, seorang Ibu punya modal terbesar: kasih sayang. Elusan telapak tangan Ibu tak bisa diganti oleh seribu elusan tangan baby sitter.

Tambakberas, 26 April 2016

Thursday, February 16, 2017

Kehidupan Ada Di Dunia Nyata

Generasi sekarang adalah generasi gagdet dan media sosial. Maka jika kita adalah pengguna aktif dua hal tersebut, pikirkanlah hal2 berikut ini:

1. Jangan memposting soal perasaan di media sosial secara berlebihan. Jangan biarkan kita tergoda tiba2 berlebihan sekali bilang ‘I Love U’, atau kangen, rindu, dan sejenisnya. Ini termasuk ke Ibu, Bapak kandung sendiri. Please, jika kita memang kangen, telepon langsung, atau segera pulang, temui. Menggunakan jalur pribadi atas hal2 seperti ini akan lebih baik. Nah, jika ke orang tua saja sebaiknya hindari, apalagi jika itu ke seseorang yang kelasnya hanya pacar. Tidak perlu diobral di media sosial, tidak perlu berlebihan sekali, karena besok lusa, saat perasaan kita terbalik 180 derajat, mau diapakan?

2. Jangan memposting foto2 selfie setiap saat. Kadang kita memberitahu seluruh dunia bagaimana bentuk kamar kita, bagaimana rumah kita, semua tempat jadi latar selfie. Orang lain juga bisa tahu posisi kita, lagi ngapain, dstnya. Boleh posting foto, boleh2 saja, tapi selalu pikirkan, ini berlebihan atau tidak? Foto mulut dimonyongin, dsbgnya, dsbgnya juga silahkan saja, tapi lagi2, pastikan kita tidak berlebihan. Hidup kita itu jadi seperti akuarium saat kita selalu posting foto selfie, orang2 bisa lihat semuanya. Termasuk yang berniat jahat, juga tahu kita sedang apa.

3. Jangan memposting kebencian di media sosial. Jangan memaki orang lain di akun facebook, twitter, dll milik kita. Semarah apapun kita, jangan memaki, menghina, mencaci. Sepotong kalimat kebencian yang dituliskan tanpa kendali, boleh jadi panjang urusannya. Toh, kalaupun kita maki di media sosial, jadi selesai masalahnya? Jadi lega? Tidak. Hindari. Nah, jika kebencian saja dijauhi, apalagi posting fitnah, provokasi, dan hal2 memiliki daya rusak lainnya. Selalu filter, cek dan ricek.

4. Jangan menanggapi orang2 yang tidak dikenal. Catat baik-baik rumus ini: sekali kita tidak kenal seseorang, mau profilnya seganteng aktor korea, mau profilnya pekerja kantor, bermobil mewah, dll, JANGAN ditanggapi. Ini dunia maya, foto mah mudah direkayasa, apalagi profil. Tiba2 ada yang sok kenal, sok dekat, tiba2 perhatian, sekali kita tidak tahu ini siapa, teman2 kita juga tdk tahu ini siapa, lebih baik blokir segera. Naif sekali kalau ditanggapi, dan besoknya kita juga mau diajak ketemuan. Kejahatan akibat hal ini bagai gunung es di lautan. Puncaknya terlihat sedikit, di bawahnya mengerikan.

5. Jangan habiskan waktu berdebat, ribut, bertengkar, apalagi asyik mem-bully di media sosial. Jangan terpancing, hindari. Bahkan dalam kasus kita sungguh tidak terima dengan sebuah postingan, selalu pilih diam, skip, pas. Jika masih mengganggu, unfollow, unfriend, agar kita tidak perlu lagi melihatnya. Media sosial ini menghabiskan berjam-jam waktu berharga milik kita, maka tidak perlu lagi ditambahi dengan kerusakan lainnya.

6. Pastikan manfaatnya masih lebih besar. Ketahuilah, main2 di media sosial itu melenakan. Tiba2 sudah habis berjam-jam. Sehari saja kita habis 2 jam, maka setahun, itu setara 700 jam. Itu bukan waktu yang sedikit, itu buanyak, itu bahkan hampir 10% dari waktu kita. Jika nilai2 sekolah kita masih jelek, lebih baik bergegas buka buku belajar. Jika skripsi, thesis, tugas kuliah kita belum selesai, lebih baik gunakan waktu itu untuk mengerjakannya. Jika kita masih pengangguran, ngeluh nggak ada uang, mending 700 jam tadi buat bekerja. Silahkan saja main media sosial, tapi pastikan kita cerdas. Kitalah yang mengendalikan media sosial, bukan sebaliknya. Bahkan jika kita memang cerdas, media sosial ini bisa jadi ladang rezeki yang baik--dan itu kongkret, bukan cuma niat doang.

7. Tidak semua harus diumumkan di media sosial. Ingatlah, facebook, twitter, instagram, path, itu bukan etalase toko, apalagi catwalk tempat digelar show. Fungsi utama dari media sosial adalah bersosialisasi, menemukan teman2 lama, teman2 baru, menyambung tali silaturahmi, dsbgnya. Bayangkan emak2 yang suka pamer dan bergunjing saat ketemu. Eh jeng, aku kemarin baru balik dari Singapore. Ohya, aku dong baru pulang dari Hong Kong. Ah, masa’ jeng, kemarin aku mampir di London ketemu sama David Beckham. dstnya, dstnya. Kita mungkin ilfil mendengarnya, tapi boleh jadi kelakuan kita di media sosial sama saja. Juga saat melihat remaja alay yg berebut berfoto di taman bunga, merusak itu taman. Kita ilfil juga lihatnya? Tapi boleh jadi kelakuan kita sama saja--hanya beda latar, setting dan kadarnya saja.

8. Terakhir, ketahuilah, dunia maya adalah dunia maya. Jangan sampai, kita akrab dan bersosialisasi sekali dengan orang yang ratusan kilometer nun jauh di sana, eh, tetangga sebelah rumah kita tidak kenal. Punya teman ribuan di dunia maya, eh di dunia nyata, satupun tidak punya. Ganjil sekali jadinya, kita ini hidup di dunia nyata atau dunia maya sih? Jago main game sepakbola di dunia maya, tidak berarti apa-apa. Lebih oke main futsal bareng teman, meski tidak jago, tapi minimal bikin badan sehat. Jago berkebun, punya restoran, dll game di dunia maya, itu tetap saja dunia maya.
Kehidupan ada di dunia nyata.

*Tere Liye

Monday, February 13, 2017

CARA MENCUCI KEMALUAN DENGAN BENAR

Seringkali kita merasa telah mencuci kemaluan kita dengan bersih dan benar. Bersih belum berarti benar. Hal ini penting agar amal ibadah kita diterima.

Banyak orang merasa ibadah mereka bagus, tetapi sebenarnya masih tidak terlepas dari ancaman azab api neraka hanya karena tidak benar dalam mencuci kemaluannya.

Sayyidina Abu Bakar R.A. pernah hendak menyolatkan mayat seorang lelaki, tetapi tiba2 tersentak dengan suatu benda bergerak-gerak dari dalam kain kafan lelaki itu. Lalu disuruhnya seseorang untuk membukanya. Alangkah terkejutnya ada seekor ular sedang melilit kepala kemaluan mayat lelaki itu.

Khalifah Abu Bakar mencabut pedang lalu menghampiri ular tadi untuk membunuhnya. Tetapi ular itu tiba2 berkata:

”Apakah salahku? Karena aku diutus oleh Allah untuk menjalankan tugas yang diperintahkan”

Setelah diselidiki amalan lelaki itu semasa hayatnya, ternyata dia merupakan orang yang menyepelekan dalam hal menyucikan kemaluannya setelah selesai membuang air kecil.

Jadi sebenarnya bagaimana cara membersihkan kemaluan kita dengan benar?

Lelaki dan wanita berbeda caranya. Bukan dibasuh sekadarnya dengan air dan asalkan bersih.

LELAKI
Selepas membuang air kecil, disunahkan berdehem dua atau tiga kali supaya air kencing betul-betul sudah habis keluar.

Setelah itu urutlah kemaluan dari pangkal ke ujung beberapa kali, sehingga tiada lagi air kencing yang berada dalam saluran.
Kemudian basuhlah dgn air sampai bersih.

WANITA
Apabila membasuh kemaluannya, hendaklah ia berdehem dan pastikan dicuci bagian dalamnya dengan memasukan sedikit  jari tengah dan diputar-putarkan sewaktu disiram air bersih.

Bukan dengan hanya menyiram air semata-mata, karena hanya dengan menyiram air saja tidak dapat membersihkan bagian dalam kemaluan wanita secara sempurna.

SANGAT PENTING
Begitu juga semasa membasuh air besar (berak) sangat penting untuk memasukan satu jari kedalam dubur. Putarkan beberapa kali supaya najis keluar dari dinding dubur, sambil siram dgn air hingga terasa najis benar2 telah hilang dan bersih.

Sudah benar atau tidak kah cara membersihkan kemaluan kita selama ini? Kalau belum benar, mari bersama2 kita betulkan supaya diri kita bersih dengan cara yang benar. Karena telah dijanjikan neraka bagi mereka yg tidak istibro' (menyucikan diri dengan sempurna baik hadas kecil/hadas besar).

Rasulullah SAW bersabda: 

"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yg mengamalkan, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala".

Wallahu a'lam...

Catatan:
1. Tidak ada kata malu dalam urusan agama.
2. Jangan beranggapan ilmu fiqih itu jorok, karna fiqih itu menjelaskan sedetail-detailnya.🙏🏻🙏🏻

Sunday, February 12, 2017

RENUNGAN YANG INDAH UNTUK KEHIDUPAN

✅1. Jika Kita Memelihara
'Kebencian Dendam', maka
seluruh 'Waktu & Pikiran' yg Kita Miliki akan Habis begitu saja & Kita Tidak akan pernah menjadi 'Orang Yang Produktif'.

✅2. Kekurangan Orang Lain adalah 'Ladang Pahala' bagi Kita untuk :
» Memaafkannya,
» Mendoakannya,
» Memperbaikinya,
» dan Menjaga Aib-nya.

✅3. Bukan 'Gelar & Jabatan'  yg menjadikan 'Orang Menjadi Mulia', Jika Kualitas Pribadi kita Buruk,
Semua itu hanyalah 'Topeng Tanpa Wajah'.

✅4. Ciri Seorang 'Pemimpin yg Baik' akan Tampak dari :
» Kematangan Pribadi,
» Buah Karya,
» serta Integrasi antara 'Kata & Perbuatan'-nya.

✅5. Jika Kita Belum bisa
'Membagikan Harta' atau
Membagikan Kekayaan, maka Bagikanlah 'Contoh Kebaikan' karena Hal itu akan 'Menjadi Tauladan'.

✅6. Jangan Pernah Menyuruh Orang lain utk Berbuat Baik, 'Sebelum Menyuruh Diri Sendiri', Awali segala sesuatunya untuk kebaikan dari 'Diri Kita Sendiri'.

✅7. Pastikan Kita sudah 'Beramal' hari ini, Baik dengan :
» Materi,
» dengan Ilmu,
» dengan Tenaga,
» atau Minimal dgn
'Senyuman yg Tulus'...

✅8. Para Pembohong akan
'Dipenjara oleh Kebohongannya' sendiri.
Orang yg Jujur akan
'Menikmati Kemerdekaan' dalam Hidupnya.

✅9. Bila Memiliki 'Banyak Harta',
maka Kita lah yg akan
'Menjaga Harta'.
Namun Jika Kita Memiliki 'Banyak Ilmu', maka Ilmu lah yg akan 'Menjaga Kita'.

✅10. Bila 'Hati Kita Bersih', Tak ada Waktu untuk :
» Berpikir Licik,
» Curang,
» atau Dengki,
sekalipun terhadap Orang lain.

✅11. Bekerja Keras adalah 'Bagian Dari Fisik', Bekerja Cerdas merupakan 'Bagian Dari Otak', sedangkan Bekerja Ikhlas adalah
'Bagian Dari Hati'.

✅12. Jadikanlah setiap 'Kritik' bahkan 'Penghinaan' yg Kita Terima sebagai 'Jalan Untuk Memperbaiki Diri'.

✅13. Kita tdk pernah tahu Kapan 'Kematian' akan 'Menjemput Kita',  tapi yg Kita Tahu Persis adalah 'Seberapa Banyak Bekal yg Kita Miliki untuk 'Menghadapinya'.
~~~~~~~~~~~~~~

Semoga bermanfaat.
Salam Silaturahim

26 RAMBU LARANGAN PADA SAAT PENDAKIAN GUNUNG ( DALAM PERSPEKTIF ISLAM )

Ternyata Islam sejak 14 abad yang lalu sudah membuat rambu-rambu larangan bagi semua manusia umumnya dan para pendaki gunung khususnya.

Inilah ke 26 Rambu-Rambu Larangan tersebut:

1. Berniat mendaki gunung untuk perkara-perkara yang diharamkan syariat, seperti:

Kesyirikan
Untuk mengirimkan sesajen kepada sesembahan selain Allah (penghuni gunung, dewa/dewi, jin, setan, dan semisalnya), bertawassul, mencari/meminta wangsit, menyembelih, bernazar, bertabarruk (mencari atau mengalap berkah) kepada jin, penghuni gunung, tempat keramat, atau orang yang sudah mati dan dikuburkan di gunung.

Kebid’ahan
Untuk melakukan upacara, ritual atau acara2 yang bid’ah dan tidak disyariatkan di gunung, seperti Sedekah Gunung, Sedekah Bumi, Hari Ulang Tahun, dll.

Kemaksiatan
Untuk melakukan perbuatan mesum atau maksiat di gunung, seperti yang terjadi di gunung Kemukus. Atau membawa dan menggunakan narkoba dan miras.

Dari Amir Mukminin Abi Hafsh Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang akan diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Melakukan acara atau ritual ‘Selamatan’ sebelum mendaki gunung.
Biasanya acara ini dilakukan oleh pihak keluarga yang salah seorang keluarganya ada yang pergi mendaki gunung. Acara ini termasuk bid’ah yang mengada-ada.
Dari ‘Aisyah radliyallâhu ‘anha dia berkata, Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang mengada-ada (memperbuat sesuatu yang baru) di dalam urusan kami ini (agama) sesuatu yang bukan bersumber padanya (tidak disyari’atkan), maka ia tertolak.” (HR.al-Bukhari).
Di dalam riwayat Imam Muslim dinyatakan, “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang bukan termasuk urusan kami (agama), maka ia tertolak.”

3. Memaksakan diri untuk pergi mendaki gunung walaupun tidak mendapat izin dan restu dari orangtua.
Seseorang datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam meminta izin untuk pergi Jihad, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Apakah kedua ibu bapakmu masih hidup?”
Laki-laki itu menjawab, “Ya.”
Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tinggallah dengan kedua orangtuamu, maka itulah Jihadmu.”
Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Hadits di atas dijadikan dalil haramnya safar tanpa izin orangtua. Karena menakala Jihad dilarang, padahal keutamaannya sangat agung, maka safar yang mubah tentu lebih dilarang…” (Fathul Bari, VI/174).

4. Tidak memilih pemimpin atau ketua perjalanan.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika tiga orang keluar untuk bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang dari mereka untuk menjadi pemimpin.” (Shahih Abi Dawud, no. 2608).

5. Mampir untuk meminta izin dan keselamatan kepada kuncen atau juru kunci gunung tersebut.
Ini adalah perkara yang membahayakan aqidah dan bisa terjerumus kepada perbuatan Syirik Akbar. Berbeda halnya jika meminta izin kepada petugas khusus yang berwenang dalam masalah ini, maka hal ini dibolehkan, bahkan bisa diwajibkan.
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan.” (al Fatihah: 5)
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila kamu meminta, maka mintalah kepada Allah dan bila kamu minta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR.Tirmidzi: Hasan Shahih)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman: Aku tidak butuh pada sekutu-sekutu itu, barangsiapa yang beramal dengan amalnya itu dia mempersekutukan Aku dengan yang lainnya, maka akan Ku-tinggalkan dia bersama sekutunya.” (HR.Muslim)

6. Mempercayai dan menyakini adanya cerita-cerita khurafat, mistis, tahayul di gunung dan yang menyalahi ajaran Islam.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid Radhiyallahu ‘anhu, katanya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengimami kami dalam shalat Shubuh di Hudaibiyah setelah semalamnya turun hujan. Ketika usai shalat, beliau menghadap kepada orang-orang lantas bersabda: “Tahukah kamu apa yang difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau pun bersabda: “Dia berfirman: Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Tuhan, dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang’. Sedangkan orang yang mengatakan: ‘Telah turun hujan kepada kita karena bintang ini, atau bintang itu’, dia kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang.”

7. Membawa barang-barang yang diharamkan selama pendakian dan menggunakannya, seperti jimat, khamer (minuman keras), alat musik, rokok, lonceng, dll.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di dalamnya ada anjing dan lonceng.” (HR: Bukhari).

8. Wanita safar tanpa didampingi oleh mahramnya.
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir melakukan perjalanan sejauh sehari semalam kecuali bersama seorang mahram.” (HR: Bukhari dan Muslim).

9. Ikhtilath (bercampur baur antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram) dan khalwat (berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram) selama pendakian, apalagi jika sampai satu tenda.
Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan sekali-kali salah seorang dari kamu bersendirian dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya.” (HR: Bukhari dan Muslim).

10. Meninggalkan kewajiban agama seperti shalat yang lima waktu, walaupun dalam kondisi yang memberatkan dan menyulitkan.
Dari Jabir bin Abdillah Radhiallaahu anhu Rasulullah Shalallaahu alaihi wa Sallam bersabda, “ Pemisah antara seseorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah dengan meninggalkan shalat” (HR: Muslim)
“Perjanjian antara kita dengan mereka (orang kafir) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya sungguh dia telah kafir.” (HR: Ahmad, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan yang lainnya)

11. Tidak menjama’ dan mengqashar shalat selama pendakian jika ia seorang musafir.
Dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Melalui lisan Nabi kalian, Allah mewajibkan kalian shalat empat rakaat saat mukim, dua rakaat ketika bepergian, dan satu rakaat di kala takut.” (Hadits Shahih. HR: Muslim, Ibnu Majah, Abu Dawud, An Nasa’i).
Dari Ibnu Umar, dia berkata, “Aku pernah menyertai perjalanan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Aku juga pernah menyertai perjalanan Abu Bakar. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Aku juga pernah menyertai perjalanan Umar. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat. Selain itu, aku juga pernah menyertai perjalanan Utsman. Dia tidak pernah shalat lebih dari dua rakaat hingga wafat…” (HR: Muttafaqun ‘alaih).

12. Sudah menjama’ dan mengqashar shalat sebelum meninggalkan tempat kediamannya atau sebelum memasuki daerah lain jika ia hendak safar.
Anas berkata, “Aku shalat zhuhur empat rakaat bersama Nabi di Madinah. Adapun di Dzul Hulaifah, kami shalat dua rakaat.” (HR: Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Ibnul Mundzir berkata, “Aku tidak tahu bahwa Nabi pernah mengqashar shalat pada setiap safarnya melainkan setelah meninggalkan Madinah.” (Fiqhus Sunnah, I/240, 241).

13. Tidak mengetahui tata cara menjama’ dan mengqashar shalat.

14. Tidak mengetahui tata cara tayammum.
Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tanah yang suci adalah alat bersuci bagi seorang muslim sekalipun dia tidak mendapatkan air sepuluh tahun.” (HR. Nasa’i (321), Tirmidzi (124), Abu Dawud (332), Ahmad (5/160). Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”)

15. Memaksakan bersuci dengan air padahal persediaan air terbatas dan kurang.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Artinya : Mudahkanlah, janganlah mempersulit dan membikin manusia lari (dari kebenaran) dan saling membantulah (dalam melaksanakan tugas) dan jangan berselisih” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

16. Berpakaian dengan menampakkan aurat selama pendakian.
Yaitu laki-laki berpakaian yang menampakkan paha atau bagian dibawah pusarnya, begitu juga isbal (memanjangkan pakaian di bawah mata kaki) bagi laki-laki, sedangkan untuk wanita berpakaian tanpa hijab/jilbab syar’i, memakai pakaian ketat dan celana panjang.
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : Tidak diperbolehkan bagi orang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan wanita melihat aurat wanita…” (Hadits Riwayat Muslim).

17. Mengotori dan merusak lingkungan, seperti:
- Membuang sampah sembarangan dan tidak membawa turun sampah yang dibawanya.
- Mengotori sumber air.
- Mencemari air, tanah dan udara dalam jangka lama.
- Mencorat-coret batu, pohon, pos shelter.
- Menebang pohon tanpa batas dan berlebihan.
- Mengambil atau mencuri flora dan fauna yang langka tanpa izin dan yang terlarang.
- Lalai dan sembrono hingga mengakibatkan kebakaran hutan dan savana.
- dll.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (Qs.Al A’raf: 56).
” Dan apabila dia berpaling (dari kamu), dia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, padahal Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS. Al Baqarah: 205).

18. Buang hajat (Buang Air Kecil dan Buang Air Besar) di tempat umum, tempat-tempat yang dilalui manusia, dan di sumber air atau yang tidak mengalir.
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jauhilah oleh kalian dua hal yang bisa mendatangkan laknat!” Mereka bertanya, “Apakah dua hal itu wahai Rasul?” Beliau bersabda, “Orang yang buang hajat di jalanan umum, atau di tempat teduh mereka.” (HR: Muslim).
Dari Jabir, sesungguhnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang buang air kecil di air yang diam (tidak mengalir).” (HR: Muslim).

19. Tidak memadamkan api ketika hendak tidur atau pergi.
Dari Ibnu Umar, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Jangan kalian membiarkan api menyala di rumah kalian ketika kalian tidur!” (HR: Bukhari dan Muslim).

20. Tidur beramai-ramai dalam satu selimut.
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Artinya : …Dan tidak boleh seorang laki-laki dengan orang laki-laki lain dalam satu selimut, dan wanita dengan wanita lain dalam satu selimut”. (Hadits Riwayat Muslim).

21. Bercerai berai dan berpisah diri dari kelompoknya ketika singgah di suatu tempat.
Diriwayatkan dari Abu Tsa’labah, bahwa ketika suatu saat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam singgah (disuatu tempat), maka para Shahabat memilih tempat berhenti yang terpisah-pisah. Maka beliau shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda, “Sesungguhnya terpisah-pisahnya kalian di celah gunung dan lembah ini dari syaithan.” (Shahih Abi Dawud, no. 2628).

22. Tidak membagi atau memakan makanan secara adil ketika makan bersama-sama dalam kelompoknya, kecuali jika sudah diizinkan oleh sahabat-sahabatnya.
Dari Jabalah ibn Suhaim, dia berkata, “Kami mengalami musim Paceklik bersama Ibnu Zubair, tiba-tiba kami mendapat rizki kurma. Waktu Abdullah bin Umar lewat, kami sedang makan, maka dia berkata, “Jangan kalian makan dua butir kurma sekaligus karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam melarang perbuatan qiran tersebut”; kemudian dia berkata, “Kecuali orang itu minta izin kepada kawannya.”(HR: Bukhari dan Muslim).

23. Mencela cuaca (angin, hujan, dingin, panas, dsb) di gunung.
Firman Allah Ta’ala (artinya): “Dan kamu membalas rezeki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar.” (Al-Waqi’ah: 82)
Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Angin itu termasuk rahmat Allah, dia datang membawa rahmat, dan bisa juga membawa adzab (siksa), maka jika kalian melihatnya janganlah kalian mencelanya, dan mintalah (kepada Allah) kebaikan yang dibawanya, serta berlindunglah dari kejahatan yang ditimbulkannya.” (HR: Abu Daud dengan sanad hasan).

24. Sombong tatkala mendaki gunung.
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al Isra’: 37).

25. Tidak mentaati ketua atau pemimpin rombongan, kecuali jika disuruh bermaksiat dan melanggar peraturan.
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wajib bagi setiap muslim untuk mendengar dan taat (kepada pemimpin), baik dalam perkara yang dia senangi maupun yang dia benci, kecuali kalau dia diperintah dalam perkara maksiat, maka dia tidak boleh mendengar atau taat.” (HR. Bukhari 4/329 Musnad 3/1469)

26. Tidak mempersiapkan dan membekali diri dengan baik karena merasa sudah biasa dan mampu, sehingga bisa memudharatkan diri sendiri bahkan bisa membunuh diri sendiri.
Karena tidak dipungkiri bahwa naik gunung itu termasuk kegiatan beresiko, selain itu juga bisa merepotkan dan menyusahkan teman.


Allah Ta’ala berfirman, “…dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS Al-Baqarah: 195)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak boleh memudharatkan diri sendiri dan memudharatkan orang lain.” (HR Malik II/745)

Wallahu a’lam Bissawab.....

SALAM DAMAI LESTARI

Referensi:

- “Al Wajiz fi Fiqhis Sunnah wal Kitabil ‘Aziz”, oleh Dr. Abdul ‘Azhim bin Badawi al Khalafi.
- “Riyadhus Shalihin”, oleh Imam An Nawawi.
- “Mantan Kiai Meluruskan Ritual-ritual Kiai Ahli Bid;ah Yang Dianggap Sunnah” oleh H. Mahrus Ali.
- “Pedoman Safar”, oleh Syaikh Sa’id bin Ali Wahf al Qahthani, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, dan Azhari Ahmad Mahmud, diterbitkan oleh Pustaka Ibnu Umar, cetakan pertama tahun 2010.
- Majalah Al-Furqon Edisi 2 Th. II 1423H.

Pikiran Negatif Buruk Bagi Kesehatan

Tahukah Anda sebanyak 80% orang mengalami sakit, tapi bukan karena fisiknya, melainkan karena emosinya. Pikiran negatif ternyata tidak baik bagi kesehatan, mau buktinya?

1. MARAH selama 5 menit akan menyebabkan sistem imun tubuh kita mengalami depresi selama 6 jam.

2. DENDAM & MENYIMPAN KEPAHITAN akan menyebabkan imun tubuh kita mati.. Dari situlah bermula segala penyakit, seperti STRESS, KOLESTEROL, HIPERTENSI, SERANGAN JANTUNG, RHEMATIK, ARTHRITIS, STROKE (perdarahan/penyumbatan pembuluh darah).

3. Jika kita sering membiarkan diri kita STRES, maka kita sering mengalami GANGGUAN PENCERNAAN.

4. Jika kita sering merasa KHAWATIR, maka kita mudah terkena penyakit NYERI PUNGGUNG.

5. Jika kita MUDAH TERSINGGUNG, maka kita akan cenderung terkena penyakit INSOMNIA (susah tidur)

6. Jika kita sering mengalami KEBINGUNGAN, maka kita akan terkena GANGGUAN TULANG BELAKANG BAGIAN BAWAH.

7. Jika kita sering membiarkan diri kita merasa TAKUT BERLEBIHAN, maka kita akan mudah terkena penyakit GINJAL.

8. Jika kita suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).

9. Jika kita mudah EMOSI & cenderung PEMARAH, maka kita bisa rentan terhadap penyakit HEPATITIS.

10. Jika kita sering merasa APATIS (tdk pernah peduli) terhadap lingkungan, maka kita akan berpotensi mengalami PENURUNAN KEKEBALAN TUBUH.

11. Jika kita sering MENGANGGAP SEPELE semua persoalan, maka hal ini bisa mengakibatkan penyakit DIABETES.

12. Jika kita sering merasa KESEPIAN, maka kita bisa terkena penyakit DEMENSIA SENELIS (berkurangnya memori dan kontrol fungsi tubuh).

13. Jika kita sering BERSEDIH & merasa selalu RENDAH DIRI, maka kita bisa terkena penyakit LEUKEMIA (kanker darah putih).


Semoga bermanfaat...


SANG GURU

KENAPA SANG GURU

Kenapa Sang Guru awet muda?
Karena selalu bekerja dengan kebahagiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang dinamis.

Kenapa Sang Guru selalu selamat?
Karena tiap pagi menyambut anak dan siswa mendoakan "Assalamu'alaikum" atau "Selamat pagi".

Kenapa Sang Guru banyak amalannya?
Karena tiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswa.

Kenapa Sang Guru sangat berjasa?
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya.

Kenapa Sang Guru kelak dijanjikan kebahagiaan olehNya?
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariah ilmunya yang diamalkan siswanya.

Maka.....
Berbahagialah wahai para guru, ibu bapak akan dapat kemuliaan didunia dan akherat. Dengan syarat kita menjalankan tugas diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan pada kita.

Semoga Allah memberikan kesehatan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan bagi kita semua wahai Sang Guru

Aamiin Yaa Robbal Alamiin... 

10 Tips Mendo'akan Anak

Untuk para Bunda-bunda tersayang...

Mari kita amalkan 10 tips mendo'akan anak agar memiliki anak-anak yang sholeh / sholihah.

👫 1. Kalau tiba-tiba teringat pada anak, kirimkan bacaan Al Fatihah. Sampai ke ayat "Iyyakanakbudu waiyyakanastain" (Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMU kami memohon pertolongan), mintalah apa-apa hajat saat itu yang ada hubungannya dengan anak yang kita ingat saat itu, habiskan bacaan surah Al Fatihah doakan semoga anak kita diberi kepahaman yang sebenarnya dalam urusan agamanya, memiliki ilmu yang bermanfaat dan serahkan urusan anak kepada Allah untuk menjaganya.

👫 2. Pandang wajahnya saat dia tidur, ucapkan : "Ibu mau (sebut nama anak kita) jadi anak yang sholeh, sayang..."

Coba amalkan contoh ucapan di atas. Seperti kata Ustadz, kata-kata ini bermakna kita bercakap dengan rohnya dan ucapan ini adalah DOA. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

👫 3. Bangun shalat malam.
Shalat lah disisinya. Maksudnya kita shalat dalam kamar dia dan dekat dengan ananda. Jika kita sering melakukannya dan kita juga selalu beritahu dia bahwa kita sering doakan dia, dia akan merasakan satu ikatan kasih sayang yang hakiki yang kita sangat sayang pada dia dan mau dia jadi anak yang sholeh. Dia akan tahu kita selalu shalat hajat untuknya.

👫 4. Minta dikasihani.
Ucapkan setiap saat bahwa kita ini sedang menunggu panggilan Allah. Jika dia tidak jadi anak sholeh bermakna dia tidak sayang kita dan tentunya kita akan merana di Alam Barzah nanti.

👫 5. Peluklah anak selalu walaupun dia sudah besar, sebagaimana kita sayang dia saat kecilnya. Aura ciuman dan belaian Ibu sambil bisikkan padanya bahwa kita bangga mempunyai anak sepertinya.

👫 6. Maafkan anak kita setiap waktu walaupun perbuatannya amat melukai hati kita. Muhasabbah diri, mungkin kesalahan yang anak kita lakukan itu adalah karena dosa-dosa kita dimasa lalu.

👫 7. Yang paling penting jaga tutur kata kita, jangan sekali-kali ucapkan perkataan yang bisa melukai hatinya. Jika ini terjadi juga karena kita khilaf, cepat-cepat cari waktu yang sesuai untuk kita minta maaf padanya. Mengakulah padanya itu kelemahan kita, kita marah karena dia berbuat salah, bukan bermaksud membenci.

👫 8. Amalkan membaca ayat 40 Surah Ibrahim supaya kita, anak kita dan keturunan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang tetap mendirikan sholat.

"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku"

👫 9. Selalu ingatkan anak bahwa tak guna ada pangkat, belajar tinggi, harta, hafal Quran sekalipun, jika tidak mempunyai akhlak yang mulia. Allah tidak melihat wajah yang cantik tapi melihat hati yang cantik.

👫 10. Saat mencuci beras niatkan:
"Ya Allah, lembutkanlah hati anak-anakku...(sebut nama anak kita) ...untuk paham agamaMU seperti Engkau lembutkan beras ini menjadi nasi.."

Kenapa kita mau dia paham agama, karena anak yang tak paham agama akan bawa orangtuanya juga ke neraka.

Cuci beras lawan arah jam (putar kekiri seperti orang thawaf ) sambil sholawat kepada Nabi Muhammad saw.
Hati jangan lalai saat melakukannya, dan ingat kepada Allah selalu.


Semoga bermanfaat...

via : Prof. Dr. Muhaya

8 Benda sebagai Perangkat Pribadi Pada Kehidupan

📦 Sebaiknya kita punya Kotak P3K (Perangkat Pribadi Pada Kehidupan)

Di dalamnya minimal ada 8 benda sebagai berikut :

①📌 Tusuk gigi.
Janganlah kita mencongkel-congkel kesalahan orang, tetapi congkellah kebaikan org lain yang pernah ia lakukan pada kita selama ini.

② 📏 Penghapus.
Hapuslah semua kesalahan orang yang menyebabkan kita sakit hati.

③ ✏ Pensil.
Tulislah dalam hati kita, berkah yang kita terima & mengucap syukur setiap hari.

4. 🏮Rautan.
Pertajam kembali kesetiaan, keimanan kita yang sudah mulai tumpul🙏

5. 🔋Plester.
Semua luka hati dapat disembuhkan, selama kita ikhlas.

6. 💫Karet Gelang.
Bersikaplah fleksible, bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat terpenuhi.

7. 📍Lem.
Rekatkanlah komitmen yang telah kita buat, lakukan semua dengan ikhlas ϑan selalu setia... seperti lem yg sifatnya merekatkan dan lengket terus.

8.🍭 Permen.
Berikanlah senyum manis 😊 ke setiap org yang kita jumpai, karena senyum itu laksana permen, semua orang menyukainya.

♻ Ingatlah ......
"WAKTU seperti sungai, kita tidak bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya, karena air yang telah mengalir akan terus berlalu dan tidak akan pernah KEMBALI".

Kemanakah Perginya Air Bekas Memandikan Jasad Rasulullah?

Pada kisaran tahun 90-an, dalam sebuah Muktamar Tingkat Dunia yang diselenggarakan di Mesir, muncul pertanyaan dari Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi tentang kemanakah perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam. Semua peserta Muktamar yang merupakan para ulama perwakilan dari berbagai negara itu tak ada yang mampu menjawab.

Karena pertanyaan tersebut menarik dan belum pernah dibahas dalam sejarah Islam sebelumnya, maka sang pimpinan Muktamar meminta waktu untuk mencari jawaban tersebut. Beliau berkata bahwa besok beliau akan menemukan jawabannya. Sepulangnya dari Muktamar, sang pimpinan langsung masuk ke perpustakaan dan membuka seluruh kitab yang ada guna mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Namun setelah semua kitab dibuka, tak ada satupun kalimat yang membahas pertanyaan tersebut. Karena kelelahan, akhirnya beliau tertidur.

Saat tidur itulah beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah Shollallahu 'Alaihi Wasallam yang sedang bersama seorang pembawa lentera. Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, beliau menggunakan kesempatan tersebut untuk meminta jawaban yang dicarinya langsung kepada Rasulullah. Rasulullah memberi isyarat agar beliau bertanya kepada pemegang lentera disampingnya. "Tanyalah kepada Shohibul Qindil (Lentera)." Shohibul Qindil menjawab, "Air tersebut naik ke langit dan turun kembali ke bumi bersama hujan. Setiap tanah yang dijatuhi air tersebut, maka di kemudian hari akan didirikan sebuah masjid."

Keesokan harinya, berdirilah sang pemimpin Muktamar untuk memberikan jawaban tentang perginya air bekas memandikan jasad Rasulullah. Semua yang hadir terkagum-kagum. Syeikh Mutawwali yang mengajukan pertanyaan tersebut, bertanya lagi, "Darimana engkau mengetahuinya?" Sang pimpinan Muktamar menjawab, "Dari seseorang yang saat itu sedang bersama Rasulullah dalam mimpiku semalam." Syeikh Mutawwali tanya lagi, "Apakah ia membawa Qindil?" "Bagaimana kau tahu?" Tanya balik sang pimpinan. "Karena akulah Shohibul Qindil tersebut." Jawab Syeikh Mutawwali.

***
Kisah ini amat masyhur di kalangan ulama, terlebih di Mesir. Sekalipun banyak saksi mata yang menyaksikan langsung peristiwa ini, namun ulama-ulama dari kelompok Wahabi yang kala itu hadir juga, sedikitpun tidak mempercayai kisah ini, kecuali Syeikh Umar Abdul Kafi. Beliau mengatakan bahwa dirinya telah banyak melihat berbagai karamah dalam diri Syeikh Mutawwali Asy-Sya'rawi, namun beliau enggan mengakuinya karena keyakinan yang dianutnya (faham Wahabi) menolak adanya karamah. Tapi untuk kali ini, Allah telah menumbuhkan keyakinan dalam dadanya, sehingga beliau termasuk orang yang mempercayai kisah ini. Beliau kemudian keluar dari Wahabi dan masuk ke dalam faham Ahlussunnah Wal Jama'ah.

Wallahu a'lam...