This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Laman

Monday, February 26, 2018

Tren Hijrah Generasi Milenial

Hijrah menjadi tren di kalangan milenial, apa saja jenisnya ?

Seorang anak hitz zaman now berujar lewat akun Instagram, isinya kurang lebih seperti ini: “Iri deh liat teman-teman yang udah hijrah. Jadi pengen hijrah juga. Tapi, kalau udah hijrah, masih boleh nge-like foto artis ganteng nggak ya? Masih boleh belanja online nggak ya? Masih boleh ngefans sama artis Korea nggak ya?”

Apakah Anda sedang berhijrah saat ini? Akankah pertanyaan di atas juga menjadi kegalauan Anda? Jika iya, bagaimana cara anda menyikapinya? Jika Anda pengguna aktif media sosial, terlebih Instagram, tentu sudah tak asing lagi dengan kata ‘hijrah’. Namun, ‘hijrah’ di sini tidak dimaknai sebagaimana adanya.

KBBI mendefinisikan hijrah sebagai perpindahan Nabi Muhammad bersama sebagian pengikutnya dari Mekkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dsb dari tekanan kaum kafir Quraisy Mekkah. Definisi lain yaitu berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dsb).

Adapun ‘hijrah’ yang saat ini dimaknai oleh para generasi milenial lebih pada perubahan sikap, gaya hidup dan tata cara berpakaian yang sesuai syariat Islam.

Apabila dicermati dengan seksama, interpretasi kata ‘hijrah’ yang baru ini sebenarnya masih memiliki kaitan dengan apa yang didefinisikan oleh KBBI yakni ‘berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik’. ‘Hijrah’ dalam perspektif yang baru dimaknai lebih personal, yakni perpindahan dari diri dengan segala masa lalu buruknya ke diri yang baru dan fitrah.

Penggunaan kata ‘hijrah’ semakin marak di tahun 2016-an yang sering disandingkan dengan selebgram-selebgram saleh bersuara merdu. Kata ini seketika menjadi primadona, dipakai di mana-mana. Akun-akun Instagram dengan kata ‘hijrah’ bermunculan, hasthtag-nya pun demikian.

‘Hijrah’ ala generasi milenial tak mengharuskan Anda untuk meninggalkan suatu tempat. Alih-alih pindah, yang harus Anda lakukan adalah mengubah sikap dan prilaku yang sesuai dengan tuntunan Islam.

Generasi milineal yang berhijrah identik dengan perubahan yang signifikan terhadap cara berpakaian, yang dulunya memakai jeans dan pakaian ketat, kini berubah menjadi lebih syar’i, dengan kerudung panjang dan lebar menutupi dada dan baju yang longgar, bahkan bercadar. Laki-laki cenderung memanjangkan jenggot dan memendekkan celananya di atas mata kaki.

Konten-konten yang mereka bagi di media sosial pun cenderung sama, yakni ceramah singkat ustaz-ustaz yang sedang terkenal di media sosial seperti Ustaz Adi Hidayat, Ustaz Khalid Basalamah, Ustaz Hanan Attaqi dan Ustaz Abdus Somad.

Konten lain berupa kata-kata motivasi untuk memperbaiki diri agar jodohnya dipercepat, motivasi untuk menjauhkan diri dari pacaran, termasuk konten-konten yang menyerukan untuk melakukan nikah muda.

Indikasi yang paling mudah dilihat, khususnya bagi para perempuan yang sedang memulai ‘hijrah’nya adalah terhapusnya foto-foto selfie yang menampakkan wajah ayu mereka. Jikalau ingin mengunggah foto selfie, mereka akan menutupi wajah mereka dengan tangan atau meletakkan emoticon sedemikian rupa sehingga wajahnya tidak terekspos dengan sempurna. Hal ini dilakukan karena mereka meyakini pandangan bahwa wajah adalah aurat yang harus ditutupi, bukan diumbar dan menjadi konsumsi warganet.

Dari putus cinta hingga tren

Ada beragam motivasi berhijrah. Umumnya dikarenakan kegagalan dalam percintaan, diputusi atau diselingkuhi oleh sang pacar sehingga merasa terluka dan mendekatkan diri kepada Allah, agar segera digantikan dengan jodoh baru yang lebih baik.

Ada pula yang memandang hijrah sebagai tren, sehingga untuk memperkukuh eksistensinya sebagai generasi kekinian yang islami, mereka juga ikut berhijrah. Namun, ada juga yang memang sungguh-sungguh dari awal ingin memperbaiki diri dikarenakan kesadaran dari dalam diri, bukan dipengaruhi oleh kegagalan percintaan di masa lalu atau ikut tren belaka.

Ketika memutuskan berhijrah, mereka perlahan menarik diri dari pergaulan dan gaya hidup yang tidak bernapaskan Islam. Hal ini dikarenakan esensi hijrah yang memang erat kaitannya dengan nilai-nilai religius. Selain cara berpakaian, mereka pun menghindari penggunaan bahasa Inggris dalam interaksi di media sosial. Istilah seperti goodluck, Get well soon, Thank you dsb dicarikan padanannya ke dalam bahasa Arab karena identitasnya sebagai “bahasa umat Islam”. Idola mereka pun berpindah haluan kepada para hafiz dan tokoh-tokoh Islam.

Bagi mereka yang dahulunya sangat terobsesi dengan pesona artis, seorang k-popers, dan gemar belanja online, sekonyong-konyong akan timbul kegalauan seperti pembuka tulisan ini saat ingin berhijrah. Meskipun sebenarnya sah-sah saja menyukai artis korea dan belanja online, tetapi mereka yang berhijrah merasa bahwa gaya hidup semacam itu tidak matching dengan apa yang sedang mereka jalani, sebab sekali lagi, hijrah dan gaya hidup islami adalah kesatuan yang utuh.

Menyadari atensi generasi milenial yang baru berhijrah, media sosial akhirnya memanfaatkan kesempatan ini dengan menjadikan akun-akun yang beratmosfer hijrah, tidak hanya untuk memberikan tuntunan dan motivasi berhijrah yang benar, tetapi juga sebagai sarana untuk berjualan. Tak jarang, akun-akun hijrah tersebut mengunggah gambar produk seperti gamis syar’i, satu set kerudung dan cadar, kaos, serta buku.

Untuk meningkatkan daya tarik, biasanya produk tersebut dipromosikan (endorse) oleh selebgram yang juga melakukan hijrah yang sama. Mereka akhirnya memiliki ruang untuk menyalurkan hasrat belanja. Semakin kuatlah gaya busana khas para penghijrah yang modis nan syar’i. Begitulah, perkawinan antara agama dan komodifikasi tak bisa dinafikan sebagai alasan mengapa hijrah ala generasi milenial sangat digandrungi.

Akhirnya, hijrah generasi milenial tidak hanya memindahkan gaya hidup yang dulu ke gaya hidup yang sekarang (yang diyakini jauh lebih baik dan islami), tetapi juga bagian dari fenomena sosial untuk memperkuat identitas sebagai generasi hitz zaman now versi syariah.

Selengkapnya, klik Alif.id

Meneruskan tulisan Husnul Athiya...

Tuesday, February 13, 2018

Pembuatan Ecobrick di Lingkungan Madrasah

Pembuatan Ecobrick di Lingkungan Madrasah

Oleh: Ni’matuz Zahroh, M.Pd
Guru di MTs Negeri 5 Jombang


Pengelolaan sampah di negeri ini merupakan permasalahan klasik, sepele namun belum juga teratasi sepenuhnya. Menurut Direktur Jendral Pengelolan Sampah, Limbah, dan B3 (Bahan Bebahaya dan Beracun) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tuti Hendrawati Mintarsih, menyebut total jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Berdasarkan data Jenna Jambeck, seorang peneliti sampah dari Universitas Georgia, Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Belum lagi, penggunaan plastik di Indonesia merupakan sampah yang merupakan sumber utama penumpukan bobot sampah, terlebih plastik diuraikan dalam waktu 1 millenium atau sekitar 1000 tahun. Belum lagi, pemusnahan plastik dengan cara dibakar hanya akan memperburuk kesehatan karena zat Dioksi yang dihasilkannya. Maka, prinsip 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), dan Recycle (Mendaur ulang) selayaknya kita terapkan dalam mengatasi sampah plastik, dengan cara simpel namun efektif, yaitu Ecobrick.

Ecobrick adalah pengolahan sampah plastik menjadi material ramah lingkungan. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi menumpuknya sampah plastik. Material ramah lingkungan tersebut dibuat dengan memasukkan dan memadatkan sampah plastik yang sudah bersih dan kering ke dalam botol plastik bekas serta menggunakan tongkat kecil untuk memadatkan sampah plastik ke botol tersebut.

Ecobrick merupakan metode untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik hingga benar-benar keras dan padat. Tujuan dari ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna. Contoh pemanfaatannya adalah untuk pembuatan meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian lainnya yang bahkan memiliki nilai jual. Metode ini terbukti mengurangi jumlah sampah plastik di Kanada, negara tempat bernaung pencipta Ecobrik ini, yaitu Russell Maier.



Ecobrick

Plastik terbuat dari zat-zat petrokimia. Zat-zat kimia ini tidak layak kembali ke ekologi di sekitar kita. Zat-zat kimia ini beracun bagi manusia, kita mengetahuinya ketika mencium plastik terbakar. Pada akhirnya, plastik yang berceceran, dibakar, atau dibuang terurai menjadi zat-zat kimia beracun.


Pencemaran Plastik

Lambat laun, zat-zat kimia ini larut ke tanah, air, dan udara yang kemudian diserap oleh tumbuhan dan hewan. Pada akhirnya zat-zat itu akan mencapai kita, menyebabkan cacar lahir, ketidakseimbangan hormon, dan kanker. Tempat pembuangan yang canggih sekalipun bukan solusi. Baik dalam sepuluh, maupun seratus tahun, zat-zat kimia ini akan meresap ke dalam biosfer, berdampak pada lingkungan kita.
Fasilitas daur ulang tradisional juga tidak memecahkan masalah plastik. Daur ulang skala industri tetap belum sempurna, tidak dapat dihindari, plastik akhirnya hancur atau turun mutu. Plastik berkualitas paling tinggi sekalipun pada akhirnya didaur menjadi produk atau bahan yang tidak lagi dapat didaur ulang. Artinya, pada akhirnya semua plastik kembali berakhir di alam.
Plastik perlu dilenyapkan atau justru disimpan di tempat yang tepat. Selamatkan plastik dari takdirnya sebagai racun. Botol-botol awet hingga 300-500 tahun jika terhindar dari sinar matahari. Ketika dikemas rapat, botol-botol ini dapat menjadi brick atau bata luar biasa yang dapat digunakan berulang kali untuk membangun. Inilah yang disebut dengan ecobrick.
Ecobrick dirancang untuk digunakan berulang kali. Maka, saat kita membuat ecobrick, bayangkan penggunaan berikutnya. Saat kita membangun dengan ecobrick, bayangkan juga nasibnya di kemudian hari. Untuk itu, ecobrick memiliki siklus yang berkesinambungan.
Membuat ecobrick adalah pekerjaan yang butuh waktu lama dan usaha keras. Tapi justru disinilah seninya, ini saat-saat penting dan berharga untuk merenung, berkhayal, dan membayangkan. Untuk itu, ecobrick cocok diterapkan di sekolah. Kita dapat membimbing para siswa melakukan visioning melalui perenungan tentang permasalahan lingkungan. Minta para siswa untuk membubuhkan tanggal, tanda tangan, dan melapisi visi/jawaban mereka dengan selotip. Bata-bata ecobrick akan bertahan sangat lama. Bata-bata ini akan menjadi kapsul waktu yang dapat ditemukan oleh anak-anak kita nanti. Ini akan mendorong siswa untuk berpikir panjang tentang tanggung jawab dan warisan mereka.
Membuat ecobrick itu mudah, namun ada langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan. Mulailah dengan benar, karena hal ini akan menjadi kebiasaan jangka panjang yang akan dimulai oleh kita, siswa kita, dan madrasah kita. Penting bahwa para siswa dibimbing dengan cermat untuk pembuatan ecobrick pertama mereka. Dalam waktu singkat, sekolah kita akan menghasilkan ratusan ecobrick dan selama beberapa tahun mendatang, mungkin sampai ribuan. Maka, mulailah kebiasaan ini dengan teknik terbaik.


Membuat Ecobrick


Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan ecobrick di madrasah, yakni:
  1. Isi botol-botol hanya dengan benda-benda yang tidak dapat terurai secara biologis, segala jenis plastik, busa, pembungkus, dan selofan.
  2. Tidak memasukkan kertas, kaca/beling, dan logam tajam.
  3. Gunakan tongkat bambu untuk mengisi botol dengan sebanyak mungkin benda-benda yang tidak dapat diurai secara biologis.
  4. Gunakan lembaran selofan lunak untuk mengisi sudut-sudut dasar botol dan kantung-kantung udara.
  5. Gunakan lembaran selofan berwarna untuk memberi warna bagian bawah brick.
  6. Gunakan merek-merek botol tertentu untuk madrasah Anda. Hal ini akan mempermudah pembuatan ecobrick.
  7. Botol-botol kecil juga dapat digunakan, pilih botol yang paling banyak tersedia di lingkungan madrasah.

Sambil menyusun ecobrick, para siswa akan memiliki saat-saat berharga untuk berefleksi dan berimajinasi. Untuk menghemat penggunaan kertas, maka jawaban/visi dapat ditulis di ecobrick yang mereka buat. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan, meliputi:
  1. Dari mana asal semua plastik yang ada?
  2. Siapa yang bertanggung jawab atas plastik bekas dari produk yang kita beli?
  3. Ke mana plastik ini akan pergi apabila tidak masuk ke dalam botol?
  4. Ke mana plastik ini akan pergi setelahnya, 10 tahun dari sekarang? 100 tahun dari sekarang?
  5. Siapa dan apa yang terkena dampak dari plastik ini secara jangka panjang?
  6. Di mana bata ini akan berada dalam 10 tahun? 100 tahun?
  7. Alternatif apa yang kita miliki selain menggunakan plastik?
  8. Di mana peran plastik dalam lingkaran kehidupan?
  9. Mengapa kita membuat ecobrick?
  10. Bagaimana pilihan-pilihan kita mempengaruhi lingkungan kita, serta orang-orang pada hari ini dan esok?

Bata-bata ecobrick dapat menjadi ruang-ruang hijau yang baik, seperti kebun, taman bermain, serta hutan pangan permakultur. Mengajarkan anak untuk bercocok tanam makanan mereka sendiri adalah keterampilan berharga yang dapat diwariskan kepada generasi penerus. Produksi pangan pribadi dan komunitas yang memadai penting untuk melestarikan biosfer bumi bagi generasi masa depan. Dengan demikian, membuat ecobrick dan kompos akan mengalihkan seluruh sampah madrasah kita menjadi  kegiatan yang bermanfaat bagi madrasah maupun siswa.



Membuat Ecobrick di Madrasah


Orang-orang akan bersemangat  saat diberdayakan. Dengan satu visi ruang hijau yang jelas, seluruh jajaran siswa, orang tua, dan guru dapat bersatu-padu. Kontruksi ecobrick digerakkan oleh semangat kerja sama. Proyek-proyek ini akan membutuhkan ratusan bata. Undang dan jadilah inspirasi bagi komunitas dengan visi hijau yang berani.

Modul segi enam adalah hasil ecobrick yang termudah. Dibuat dari dempul silikon sederhana, modul-modul ini tahan lama dan menjadi perabot dalam ruang yang luar biasa praktis. Modul dapat digunakan sendiri-sendiri sebagai tempat duduk atau dirangkai seperti lego untuk menghasilkan meja, tempat tidur, bangku, dan banyak lagi. Modul-modul ini dapat dengan mudah ditumpuk dan disimpan. Satu botol plastik berukuran 600 mililiter dapat diisi dengan 250 gram sampah plastik atau setara 2500 bungkus makanan dalam kemasan plastik. Bayangkan saja, betapa mudahnya kita dapat meminimalisir sampah plastik berserakan di sekitar kita dengan ecobrick ini.


Modul Segi Enam

Dan tentunya, ecobrick sangat efektif digunakan oleh kalian para penggemar kegiatan alam bebas. Sampah plastik seperti mie instan, kopi kemasan sachet, plastik makanan, maupun kantong sampah plastik yang kita hasilkan dapat terbungkus dengan rapi dalam satu botol plastik. Sepele, namun sangat berpengaruh pada lingkungan sekitar kita. Maka, kurangilah pencemaran sampah plastik pada lingkungan kita dengan Ecobrick ini.



Beberapa model karya yang dapat dibentuk dari ecobrick, diantaranya:

Contoh Ecobrick dari sampah botol plastik


 Rangkaian Ecobrick yang disusun menjadi meja dan kursi sederhana


Pemanfaatan Ecobrick sebagai pengganti batu bata

Pemanfaatan Ecobrick sebagai pengganti paving untuk jalan setapak di taman Madrasah


SELAMAT MENCOBA MEMBUAT ECOBRICK...!!!
SEMOGA BERMANFAAT


Sumber:
ecobricks.org

http://www.tintapendidikanindonesia.com
www.google.co.id/gambar

Monday, February 12, 2018

MASIH ADAKAH WANITA YG SEPERTI MUTIAH R.A?

♥ Suatu hari putri Nabi S.A.W. Fatimah Az Zahra ra. bertanya kepada Rasulullah S.A.W., siapakah wanita pertama yang memasuki surga setelahUmmahatul Mukminin  setelah istri-istri Nabi S.A.W.? Rasulullah bersabda: Dialah Mutiah.

♥ Berhari-hari Fatimah Az Zahra RA berkeliling kota Madinah untuk mencari tahu keberadaan siapa Mutiah itu dan dimana wanita yang dikatakan oleh Nabi SAW. itu tinggal. Alhamdulillah dari informasi yang didapatkannya, Fatimah RA mengetahui keberadaan dan tempat tinggal Mutiah di pinggiran kota Madinah.

♥ Atas ijin suaminya Ali bin Abi Thalib RA, maka Fatimah Az Zahra RA dengan mengajak Hasan putranya untuk bersilaturahmi ke rumah Mutiah pada pagi hari. Sesampainya di rumah Mutiah, maka Fatimah RA yang sudah tidak sabar segera mengetuk pintu rumah Mutiah dengan mengucapkan salam.

♥ “Assalaamu’alaikum ya ahlil bait.” Dari dalam rumah terdengar jawaban seorang wanita, “Wa’alaikassalaam … siapakah diluar?” lanjutnya bertanya. Fatimah RA menjawab, “Saya Fatimah RA putri Muhammad S.A.W.” Mutiah menjawab, “Alhamdulillah, hari ini rumahku dikunjungi putri Nabi SAW junjungan alam semesta.”

♥ Segera Mutiah membuka sedikit pintu rumahnya, dan ketika Mutiah melihat Fatimah RA membawa putra laki-lakinya yg masih kecil (dalam riwayat masih berumur 5 tahun). Maka Mutiah kembali menutup pintu rumahnya kembali, terkagetlah Fatimah dan bertanyalah putri Nabi S.A.W kepada Mutiah dari balik pintu.

♥ “Ada apa gerangan wahai Mutiah? Kenapa engkau menutup kembali pintu rumahmu? Apakah engkau tidak mengijinkan aku untuk mengunjungi dan bersilaturahim kepadamu?”

♥ Mutiah dari balik pintu rumahnya menjawab, “Wahai putri Nabi, bukannya aku tidak mau menerimamu di rumahku. Akan tetapi keberadaanmu bersama dengan anak laki-lakimu SAYYIDINA Hasan, yang menurut ajaran Rasulullah SAW tidak membolehkan seorang istri untuk memasukkan laki-laki ke rumahnya ketika suaminya tidak ada di rumah dan tanpa ijin suaminya. Walaupun anakmu SAYYIDINA Hasan masih kecil, tetapi aku belum meminta ijin kepada suamiku dan suamiku saat ini tidak berada dirumah. Kembalilah besok biar aku nanti meminta ijin terlebih dahulu kepada suamiku.”

♥ Tersentaklah Fatimah Az-Zahra RA mendengarkan kata-kata wanita mulia ini, bahwa argumentasi Mutiah memang benar seperti yang diajarkan ayahnya Rasulullah S.A.W. Akhirnya Fatimah RA pulang dengan hati yang bergejolak dan merencanakan akan kembali besok hari.

♥ Pada hari berikutnya ketika Fatimah RA akan berangkat ke rumah Mutiah, SAYYIDINA Husein adik SAYYIDINA Hasan rewel tidak mau ditinggal dan merengek minta ikut ibunya. Hingga akhirnya Fatimah RA mengajak kedua putranya SAYIDINA Hasan dan SAYYIDINA Husein. Dengan berpikir bahwa Mutiah sudah meminta ijin kepada suaminya atas keberadaannya dengan membawa SAYYIDINA Hasan, sehingga kalau dia membawa Husein sekaligus maka hal itu sudah termasuk ijin yang diberikan kepada SAYIDINA Hasan karena SAYYIDINA Husein berusia lebih kecil dan adik dari  SAYYIDINA Hasan.Namun ketika berada didepan rumah Mutiah, maka kejadian pada hari pertama terulang kembali. Mutiah mengatakan bahwa ijin yang diberikan oleh suaminya hanya untuk SAYYIDINA Hasan, akan tetapi untuk Husein Mutiah belum meminta ijin suaminya.

♥ Semakin galau hati Fatimah RA, memikirkan begitu mulianya wanita ini menjunjung tinggi ajaran Rasulullah S.A.W. dan begitu tunduk dan tawaddu’ kepada suaminya.

♥ Pada hari yang ketiga, kembali Fatimah RA bersama kedua anaknya datang ke rumah Mutiah pada sore hari. Namun kembali Fatimah RA mendapati kejadian yang mencengangkan, dia terkagum. Mutiah didapati sedang berdandan sangat rapi dan menggunakan pakaian terbaik yang dipunyai dengan bau yang harum, sehingga Mutiah terlihat sangat mempesona.

♥ Dalam kondisi seperti itu, Mutiah mengatakan kepada Fatimah RA bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang kerja dan dia sedang bersiap-siap menyambutnya.

♥ Akhirnya Fatimah RA pulang kembali dengan kekaguman yang tak terperi kepada Mutiah. Dan pada hari yang keempat, Fatimah RA datang kembali ke rumah Mutiah lebih sore dan berharap bahwa suaminya sudah berada di rumah atau sudah pulang dari kerja. Dan Alhamdulillah memang pada saat Fatimah RA datang, suami Mutiah baru saja sampai di rumah pulang dari kerja.

♥ Fatimah RA dan kedua anaknya SAYYIDINA Hasan dan SAYYIDINA Husein dipersilahkan masuk oleh Mutiah dan suaminya ke rumahnya. Fatimah RA melihat sebuah pemandangan yang jauh lebih mengesankan dibanding dengan yang dihadapinya sejak hari pertama. Mutiah sudah menyiapkan baju ganti yang bersih untuk suaminya, sambil menuntun suaminya ke kamar mandi. Mutiah terlihat mulai melepaskan baju suaminya, dan mereka berdua hilang masuk ke bilik kamar mandi. Dan yang dilakukan oleh Mutiah adalah memandikan suaminya. Subhanallah… Tsumma Subhanallah.

♥ Selesai memandikan suaminya, Fatimah RA menyaksikan Mutiah menuntun suaminya menuju ke tempat makan. Dan suaminya sudah disiapkan makanan dan minuman yang dimasaknya seharian. Sebelum memakan makanan yang sudah disiapkan, Mutiah masuk ke dalam rumah dan keluar dengan membawa  cambuk sepanjang 2 meter dan gunting diberikan kepada suaminya dengan mengatakan.

♥ “Wahai suamiku, seharian aku telah membuat. makanan dan minuman yang ada didepanmu. Sekiranya engkau tidak menyukai dan tidak berkenan atas masakan yang aku buat, maka cambuklah diriku.”dengan cambuk ini

♥ Gunting ini aku letakkan disini agar ketika aku mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati suamiku,beliau bisa memotong lidahku dengan gunting ini

♥ Tanpa bertanya apa-apa, Fatimah RA sudah memahami apa yang dikatakan oleh ayahnya Rasulullah S.A.W. tentang wanita pertama penghuni surga setelah para istri Nabi yaitu Mutiah.

♥ Fatimah RA pulang menangis haru dan bahagia karena sudah mendapatkan jawaban bagaimana istri yang sholihah. Seperti yang ada pada diri Mutiah, yang mendapatkan kehormatan sebagai wanita yang paling dahulu memasuki surga Allah S.W.T.

اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى آله وصحبه



Di sadur dari buku cerita Nabi

Doa Khotmul Quran


*صَدَقَ اللهُ صَدَقَ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ, وَصَدَقَ رَسُوْلُ
 النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ, وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ, وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.*
*رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. اللَّهُمَّ انْفَعْنَا وَارْفَعْنَا بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمُ, وَاهْدِنَا وَبَارِكْ لَنَا بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنَّا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ وَخَتْمَ الْقُرْآنِ وَدُعَاءَنَا, يَارَبِّ مَوْلاَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ..*
*اللَّهُمَّ اهْدِنَا وَبَارِكْ لَنَا بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. اللَّهُمَّ نَوِّرْ قُلُوْبَنَا بِتِلاَوَةِ الْْقُرْآنِ, وَزَيِّنْ أَخْلاَقَنَا بِجَاهِ الْقُرْآنِ, وَحَسِّنْ أَعْمَالَنَا بِذِكْرِ الْقُرْآنِ, وَبَيِّضْ وُجُوْهَنَا بِبَرَكَةِ الْقُرْآنِ, وَنَوِّرْ أَبْدَانَنَا بِنُوْرِ الْقُرْآنِ, وَنَجِّنَا مِنَ النَّارِ بِكَرَامَةِ الْقُرْآنِ, وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ بِشَفَاعَةِ الْقُرْآنِ.*
*اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ لَنَا فِي الدُّنْيَا قَرِيْنَا, وَفِي الْقَبْرِ مُؤْنِسًا, وَفِي الْقِيَامَةِ شَافِعًا, وَعَلَى  الصِّرَاطِ نُوْرًا, وَفِي الْجَنَّةِ رَفِيْقًا, وَمِنَ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا. اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًى وَرَحْمَةً.*
*اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا, وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا, وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَآءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ, وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ اهْدِنَا بِهِدَايَةِ الْقُرْآنِ, وَنَجِّنَا مِنَ النَّارِ بِحُرْمَةِ الْقُرْآنِ, وَيَسِّرْ لَنَا أُمُوْرَنَا أُمُوْرَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِِ بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ, وَحَصِّلْ مَقَاصِدِنَا, وَاقْضِ جَمِيْعِ حَاجَاتِنَا بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَاشْفِ جَمِيْعِ اَسْقَامِنَا بِحُرْمَةِ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ, وَتَمِّمْ آمَالَنَابِبَرَكَةِ كَلاَمِكَ الْقَدِيْمِ, وَهَوِّنْ عَلَيْنَا سَكَرَاتِ الْمَوْتِ, بِجَاهِ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ, يَارَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ.*
*اللهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا, وَقَرِّ عُيُوْنَنَا, وَاسْتُرْ عَوْرَاتِنَا, وَاشْفِ مَرْضَانَا, وَاقْضِ عَنَّا دُيُوْنَنَا, وَبَيِّضْ وُجُوْهَنَا, وَارْفَعْ دَرَجَاتِنَا, وَأَصْلِحْ حَاجَاتِنَا, وَاغْفِرْ آبَاءَنَا وَأُمَّهَاتِنَا, وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا, وَتَجَاوَزْ عَنْ سَيِّآتِنَا, وَمْحُ ذُنُوْبَنَا, وَأَصْلِحْ دِيْنَنَا وَدُنْيَانَا, وَرَطِّبْ لِسَانَنَا بِذِكْرِكَ, وَقَوِّ أَجْسَادَنَا بِلُطْفِكَ , وَفَرِّحْ أَحْبَابَنَا, وَخَرِّبْ أَحْسَادَنَا, وَشَتِّتْ شُمُوْلَ أَعْدَائِنَا, وَاحْفَظْ أَهْلَنَا وَأَمْوَالَنَا وَإِخْوَانَنَا, وَانْظُرْ أَوْلاَدَنَا وَتَلاَمِيْذَنَا وَدِيَارَنَا, وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا عَلَى دِيْنِ اْلإِسْلاَمِ, وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ, بِحُرْمَةِ هَذَا الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ.*
*اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا أَدَآءً بِالْقَلْبِ, وَحُبَّ الْخَيْرِ وَالسَّعَادَةِ وَالْبَشَارَةِ مِنَ اْلإِيْمَانِ. اللَّهُمَّ أعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ*
*رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ رَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ  رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ  رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا  رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا   رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ*  
*رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلأَصْحَابِ الْحُقُوْقِ الْوَاجِبَةِ عَلَيْنَا وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ*
*ونحص حصوصا الى مشايخ تامبأبراس كلهم وجميع معلمي مدرسة المتوسطة الحكومية* 
*رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ*
*اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ,  بِعَدَدِ مَا فِي جَمِيْعِ الْقُرْآنِ حَرْفًا حَرْفًا, وَبِعَدَدِ كُلِّ حَرْفٍ أَلْفًا أَلْفًا.*

 الفاتحة

AKHLAK NABI YANG AGUNG

Di riwayatkan suatu ketika ada seorang lelaki fakir miskin dari Ahli suffah mendatangi Rasululloh dengan membawa cawan yang di penuhi oleh buah Anggur, dihadiahkan kepada Rasululloh.

Rasululloh pun mengambil cawan itu kemudian memulai memakannya.
Rasululloh memakan Anggur pertama kemudian Beliau tersenyum.
Rasululloh memakan buah anggur kedua Beliau pun tersenyum lagi.

Lelaki Fakir tersebut serasa hampir terbang karena saking gembiranya.

Sedangkan para Sahabat menunggu, sebab sudah merupakan kebiasaan Rasululloh ﷺ akan mengajak para sahabat bergabung bersama Rasululloh dalam setiap hadiah yang diberikan kepada Beliau.

Namun Rasululloh memakan Anggur satu persatu sambil tersenyum, sampai habislah buah anggur yang ada dalam cawan itu.

Para Sahabat memandangnya keheranan.
Kegembiraan yang tak terhingga bagi si lelaki fakir tersebut melihat Rasululloh ﷺ begitu menyukai pemberiannya, dan kemudian ia pun pergi.

Lalu bertanyalah salah seorang Sahabat.
“Wahai Rasululloh, Kenapa engkau tidak mengajak kami bergabung makan bersamamu?”

Rasululloh tersenyum, lalu menjawab:
“Sungguh kalian telah melihat si lelaki fakir sangat kegirangan dengan cawan yang berisi buah anggur itu. Sesungguhnya manakala aku mencicipi buah anggur tersebut, aku rasakan pahit rasanya.
Jadi aku tidak mengajak kalian untuk makan bersama, sebab aku khawatir kalian akan menampakkan rasa pahit di wajah kalian sehingga dapat merusak kegembiraan si lelaki fakir tersebut.”

Masya Alloh, begitu mulianya akhlak Rasululloh, hingga beliau berusaha menahan rasa pahit dari secawan anggur yang si fakir berikan agar dia tetap gembira.

Sungguh, Beliau benar-benar memiliki budi pekerti yang mulia.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Dan sesungguhnya, engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung”
(QS Al Qalam 68:4)

Semoga bermanfaat.

Saturday, February 10, 2018

Sabar dalam Berdoa

Allah pasti akan memberi jawaban doa seseorang selama ia tak tergesa-gesa. Lantas para sahabat bertanya,  “fa kaifa ya'jal ya Rasulallah?”, bagaimanakah yang tergesa-gesa itu??
Maka Nabi ﷺ menjawab, “dia yang berkata; aku sudah berdoa, tapi Allah belum juga mengabulkan”. Lalu ia tinggalkan doa.

Pelajaran terpenting tentang kesabaran dalam berdoa adalah bahwa doa itu punya batas sesuai dengan kadar qualitynya.

Tengoklah kisah Nabi Zakariya, berapa lama Nabi Zakariya berdoa agar dikarunia anak?
70 tahun lamanya baru Allah mengabulkan doanya. Ini kelasnya Nabi yang dekat dengan Allah, namun apa? Allah kabulkan doa Nabi Zakariya setelah 70 tahun lamanya. Timbul pertanyaan liar dalam pikiran, bagaimana dengan kita?? Yang mana kelasnya tidak sekelas para Nabi yang dekat dengan Allah?
Maka jawabnya sederhana, ya sabar ....

Ada orang baru berdoa dua minggu, satu bulan, dua bulan, namun belum juga dikabulkan. Sudah lemah semangatnya dalam berdoa. Sudah malas untuk berdoa, malah ada yang protes, mengapa tak juga dikabulkan.

Sabar, nikmati prosesnya. Jangan isti'jal dalam berdoa alias tergesa-tergesa.

Ingatlah kisah Nabi Ayyub? Allah beri ia kenikmatan selama 20 tahun lamanya, dengan kebun kurma, 12 orang anak yang gagah perkasa. Dan jadilah ia raja, orang, nabi terkaya di kaumnya.
Lalu Allah uji ia, Allah hancurkan semuanya hanya dalam 3 hari. Mudah bagi Allah untuk melakukan itu semua.

Hari pertama, Allah beri ia penyakit  sampai kaumnya pergi meninggalkannya.

Hari kedua, Allah kirimkan badai dan hama yang menghancurkan seluruh kebun dan peternakannya.

Hari ketiga, ini adalah hari terberat dalam hidup Nabi Ayyub. Allah wafatkan 12 anaknya dalam sehari tanpa sebab apapun. Hanya tinggal istrinya.

Sampai 18 tahun ujian, istrinya berkata, “wahai Nabi Allah, berdoalah pada Tuhanmu agar menghilangkan ujianmu, tidak perlu mengembalikkan semua, cukup agar penyakitmu sembuh.”

Apa kata Nabi Ayyub? “Wahai istriku berapa lama Allah beri kita nikmat?”
“20 tahun” kata istrinya.
“Aku masih malu untuk meminta kepada Allah” itu jawaban Nabi Ayyub kepada sang istri.

Tepat 20 tahun, Nabi Ayyub berdoa yang mana Allah abadikan dalam surat Al-Anbiya. “Robbi anni massaniyadh dhur, wa anta arhamur rohimin” Ya Allah, aku telah ditimpa suatu musibah, sedang Engkau adalah arhamur rohimin.

Telah sampai batasnya, telah tiba waktunya Allah kabulkan doa Nabi Ayyub. Allah berfirman, “Fastajbna lahu, wa kasyafna bihi min dhur, wa atainahu ahlahu wa mitslahu ma'ah” maka Kami kabulkan doanya, Kami kembalikan keluarganya dan yang semisalnya bersamanya.

Dalam 3 hari pula Allah kembalikan semuanya. Hari pertama, Allah sembuhkan penyakitnya. Hari kedua, Allah jadikan istrinya setiap tahun melahirkan 2 bayi kembar sampai anak Nabi Ayyub berjumlah 24. Allah beri Nabi Ayyub dengan kelipatan.


Nabi Ya'qub berapa lama ia berdoa agar Allah pertemukan dengan Yusuf ‘alaihissalam? Berpuluh-puluh tahun. Sampai ada yang mengatakan 40 tahun.

Nabi Musa, berapa lama ia berdoa kepada Allah untuk kebinasaan fir'aun seperti tersebut dalam surah Yunus 88--89 ? Berpuluh-puluh tahun.

Ibrahim ‘alaihissalam, berapa lama ia berdoa kepada Allah agar dikarunia anak? Berpuluh-puluh tahun.

Dan Rasulullah ﷺ berapa lama beliau berdoa kepada Allah agar memindahkan kiblat dari Al-Aqsa ke Al-Haram? Bertahun-tahun lamanya..

Berhenti sejenak, coba renungkan.

Tidak sulit bagi Allah untuk mengabulkam doa-doa para Nabi. Namun Allah rupanya sedang ingin mentarbiyah para Nabi dalam menghadapi ujian.

Yang tersirat dari kisah mereka adalah tentang kesabaran tanpa batas dalam menanti terkabulnya sebuah doa.

Nikmati  prosesnya. Nikmati setiap proses kehidupan ini dengan sabar dan sholat.

Akan ada batas waktunya  doa itu akan terkabul. Yang perlu kita yakini adalah bahwa setiap jawaban doa adalah “iya”

Ibnu Qoyyim pernah megatakan, “Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. Tapi untuk mencapai ke langit ia memerlukan waktu”

Semoga bermanfaat..

Sebutan Hari AHAD Berubah Menjadi Hari MINGGU

Alkisah; Sebelum Tahun 1960, tak pernah dijumpai nama hari yg bertuliskan "MINGGU" selalu tertulis hari "AHAD".

Begitu juga penanggalan di kalender tempo dulu, masyarakat Indonesia tidak mengenal sebutan "Minggu". Kita semua sepakat bahwa kalender atau penanggalan di Indonesia telah terbiasa dan terbudaya utk menyebut hari "AHAD" di dalam setiap pekan (7 hari) dan telah berlaku sejak periode yg cukup lama. Bahkan telah menjadi ketetapan di dalam Bahasa Indonesia.

Lalu mengapa kini sebutan hari Ahad berubah menjadi hari Minggu?

Kelompok dan kekuatan siapakah yang mengubahnya?

Apa dasarnya ?

Resmikah dan ada kesepakatankah?

Kita ketahui bersama bahwa nama hari yang telah resmi dan kokoh tercantum ke dalam penanggalan Indonesia sejak sebelum zaman penjajahan Belanda dahulu adalah dgn sebutan :

1. "Ahad" (al-Ahad = hari kesatu),

2. "Senin" (al-Itsnayn=hari kedua),

3. "Selasa" (al-Tsalaatsa' = hari ketiga)

4. "Rabu" (al-Arba'aa = hari keempat),

5. "Kamis" (al-Khamsatun = hari kelima),

6. "Jum'at" (al-Jumu'ah = hari keenam = hari berkumpul/berjamaah),

7. "Sabtu" (as-Sabat=hari ketujuh).

Nama hari tersebut sudah menjadi kebiasaan dan terpola di dalam semua kerajaan di Indonesia. Semua ini adalah karena jasa positif interaksi budaya secara elegan dan damai serta besarnya pengaruh masuknya agama Islam ke Indonesia yang membawa penanggalan Arab.

Sedangkan kata "MINGGU" diambil dari bahasa Portugis, "Domingo" (dari bahasa Latin Dies Dominicus yang berarti "Dia Do Senhor", atau "HARI TUHAN KITA").

Dalam bahasa Melayu yang lebih awal, kata ini dieja sebagai "Dominggu" dan baru sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kata ini dieja sebagai "Minggu".

Jadi, kita pasti paham siapa yang dimaksud "TUHAN KITA", bagi yg beribadah di hari minggu. Bagaimana ini bisa terjadi?

Ada yang mengatakan dengan dana yang cukup besar dari luar Indonesia, dibuat membiayai monopoli pencetakan kalendar selama bertahun-tahun di Indonesia. Percetakan dibayar agar menihilkan (0) kata "AHAD" diganti dengan "MINGGU". Setetah kalender jadi, lalu dibagikan secara gratis atau dijual obral (sangat murah).
Dampaknya adalah: Masyarakat Indonesia secara tak sadar, akhirnya kata Ahad telah terganti menjadi Minggu di dalam penanggalan Indonesia.

Pentingkah?
Jawabannya: "SANGAT PENTING" untuk upaya mengembalikan kata "Ahad".

Bagi umat Islam adalah penting, karena:
- Kata "Ahad" mengingatkan kepada nama "Allah عزوجل " yg Maha "Ahad" sama dengan "Maha Tunggal"/ "Maha Satu" / "Maha Esa".

- "Allah" tidak beranak dan tidak diperanakkan

- Kata "Ahad" dalam Islam adalah sebagai bagian sifat "Allah عزوجل " yang penting dan mengandung makna utuh melambangkan "ke-Maha-Esa-an Allah عزوجل ".

Oleh karena itu :
Mari kita ganti "MINGGU" menjadi "AHAD". Apabila dalam 7 (tujuh) hari biasa disebut "SEMINGGU", yang tepat adalah disebut dengan "SEPEKAN", dan bukan "minggu depan", tapi "pekan depan".

Semoga hari ini penuh berkah buat kita dan keluarga.

Amin Ya Robbal 'Alamin.



Copas dari Ustadz Moh. Toha

Ijtihad Kiai Nusantara

Kiai Masduki Ali, pengasuh pesantren Babakan Ciwaringin, pernah diminta membagi harta waris keluarga Asnawi, Lebak Ciwaringin-Cirebon. Asnawi meninggalkan seorang istri dan sepuluh anak: tujuh laki-laki dan tiga perempuan.

Sebelum pembagian waris, Kiai Masduki memisahkan dulu harta gono gini (harta yang dihasilkan suami-istri) dan membaginya secara merata (Jawa: diparoh brak, dibagi dua). Setelah itu, istri mendapat 1/8 dan sisanya diberikan pada anak-anaknya. Anak laki-laki mendapat bagian dua kali lipat bagian anak perempuan (li al-dzakari mitslu haddi al-untsayain).

Namun, kata Kiai Masduki, mengingat persaudaraan (Jawa: seseduluran) lebih berharga daripada harta, maka semua anak (laki-perempuan) mendapat bagian yang sama.

Inilah ijtihad kiai-kiai Nusantara. Pertama, harta gono gini tak ditemukan dalam setting masyarakat Arab. Pada umumnya perempuan Arab berada di dalam rumah dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab suami. Karena itu ketergantungan istri terhadap suami cukup tinggi. Dari situ lahir konsep nafkah (nafaqah). Suami wajib menafkahi istrinya sebagai kompensasi telah mengurungnya  di rumah.

Dalam kehidupan masyarakat Nusantara, suami-istri umumnya bekerja Bersama-sama, saling menopang satu sama lain. Sebelum era industry pun, para istri biasa menemani suaminya bekerja di luar rumah. Entah di sawah atau pun berdagang di pasar. Pola pembagian kerjanya berbeda dengan masyarakat Arab. Perempuan Nusantara tidak menganal “domestifikasi”. Mereka lumrah dan biasa bekerja di ruang publik.

Ternyata, meski tidak disebut secara eksplisit sebagai gono gini, pembagian harta gono gini bisa dibenarkan secara fiqh. Salah satunya dikemukakan Syaikh Abdrurrahman bin Muhammad bin Husain, pengarang kitab Bughyatul Mustarsyidin. Menurutnya, jika terjadi percampuran antara harta suami dan istri dan tidak bisa dibedakan, maka bisa diselesaikan dengan cara kompromi (sulh) dan saling memberi (al-tawahub) antara keduanya. Keputusan ini dikukuhkan pada waktu Muktamar NU yang pertama.

Kedua, Kiai Masduki membagi rata bagian waris anak laki-laki dan perempuan atas pertimbangan kemanusiaan; “persaudaraan lebih berharga daripada harta benda”. Padahal teksnya (nash) sudah jelas: “li dzakari mitslu haddil untsayayn”. Apakah Kiai Masduki telah menghianati teks? Tidak! Beliau tetap setia menyebut laki-laki bagiannya dua kali lipat perempuan. Namun, karena ada pertimbangan lain yang lebih maslahat, teks tersebut disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan realitas. Di sinilah dialog teks dan realitas itu terjadi. Teks tidak dihadirkan kaku dalam realitas yang beku, melainkan mencair bersama realitas yang terus mengalir.

Dua contoh di atas adalah bentuk kreatifitas kiai Nusantara dalam mendakwahkan Islam di Nusantara. Dalam kaidah fiqh disebut “al-adah muhakkamah” (adat istiadat/tradisi bisa dijadikan hukum). Kaidah ini diambil dari sebuah hadits Nabi, “Ma ra’ahu al-muslimuna khair fa indallah wa rasulihi khair" (sesuatu yang menurut orang muslim baik/maslahat, maka baik juga menurut Allah dan rasulNya. Di sinilah common sense atau “akal public” berlaku. Karena, sebagaimana dikatakan Nabi, mustahil semua orang bersepakat dalam kesesatan, “la tajtami’u ummati ala dalalah” (umatku tak mungkin bersepakat dalam kesesatan).

Jadi, Kiai Masduki tidak sedang mengada-ada. Tindakan dan keputusan beliau tentu berdasar pada argumentasi yang kuat dan kokoh.

Kiai Masduki bukanlah kiai sembarangan. Beliau murid langsung Hadratu Syaikh Kiai Hasyim Asyari. Di samping sebagai sekretaris pribadi, beliau pernah menjabat kepala Pondok Tebuireng. Karena itu, Gus Dur sangat menghormati dan menganggapnya orang tua sendiri. Saat melayat kepergian Kiai Masduki, Gus Dur berpidato bahwa Kiai Masduki adalah tokoh yang berjasa memasukkan sistem madrasah ke pondok pesantren-pondok pesantren. Sepeninggal Kiai Ilyas Rukyat, Gus Dur sudah berniat mengangkat beliau sebagai Syuriah PBNU, tapi Allah SWT terlebih dulu memanggil kekasihNya itu. Wallahu A'lam bi Sawab... 





*Sumber dari status kang Jamaluddin Mohammad yang di teruskan oleh Gus Sabrang Lor

KEKUATAN DO'A ORANGTUA UNTUK ANAKNYA

Syaikh Fahad Al Kandari bercerita:

Dulu saat mengimami sebuah masjid di Kuwait, saya lupa sebuah ayat. Ternyata, ada seorang yang mengoreksi bacaan saya. Hanya seorang, yang ternyata ia adalah kakek tua. Saya tertarik untuk menemuinya.

Syaikh Fahad: Kek, anda hafal Qur'an ya?
"Iya, benar", jawab si kakek
Syaikh Fahad: Masya Allah, tentu anda hafal sejak kecil kan?
"Tidak Syaikh. Saya malah baru mulai menghafal sejak usia 60 tahun", kata kakek tua itu menjelaskan.

Syaikh tertegun.

Syaikh Fahad: Masya Allah, bagaimana mungkin? Bagaimana ceritanya? Bukannya itu sulit ?
Kakek tua: Tidak juga. Mungkin salah satu penyebabnya, adalah ibuku. Ada satu hal yg selalu ia lakukan, tak pernah ia tinggalkan hingga beliau meninggal.

"Apa itu?", kata Syaikh Fahad penasaran.
"Ia tidak pernah berhenti mendoakan ku agar hafal Al-Qur'an...", Jawab kakek.

Suatu ketika ada yang bertanya kepada seorang ibu yang berhasil membesarkan 9 anaknya, mendidik dan menjadikan mereka manusia berakhlak dan berguna bagi agama, negara, bangsa dan sesama.
Apa rahasia di balik keberhasilannya?
Jawabnya adalah: Do'a yang tak henti-henti dipanjatkan untuk anak-anaknya tersebut.

1. Allahummaj'al aulaadana kulluhum shaalihan wa thaa'atan
Yaa Allah jadikanlah anak-anak hamba orang yang sholehah dan shaleh yang taat beribadah kepadaMu.

2. Wa ummuruhum thowiilan
Panjangkanlah umurnya yang barakhah.

3. War zuqhum waasi'an
Luaskan dan lapangkan rizkinya yang halal.

4. Wa 'uquuluhum zakiyyan
Cerdaskan akalnya untuk kebaikan dunia dan akhirat.

5. Wa quluubuhum nuuran
Terangilah kalbunya untuk urusan agamaMu.

6. Wa 'uluumuhum katsiiran naafi'an
Karuniakan ia ilmu yang bermanfaat untuk urusan kebaikkan dunia dan akhirat.

7. Wa jasaaduhum shihhatan wa 'aafiyatan
Sehatkanlah jasmani dan rohaninya yang dengan itu memberikan ketenangan dalam melaksanakan ibadah hanya kepada-Mu.

8. Birahmatika yaa arhamar raahimiin
Dengan segala Rahmat-Mu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Panjatkanlah doa di atas itu sesering mungkin. Syukur jika dipanjatkan tiap habis shalat 5 waktu. Karena doa orangtua termasuk doa yang terkabul, dan tidak memiliki penghalang menuju Allah.

Rasulullah SAW bersabda :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga macam doa yang mustajab, dan tidak ada keraguan di dalamnya. Yaitu : doa orangtua, doa seorang musafir, dan doa orang yang terzalimi"
(HR. Al-Bukhari / Al-Adab, Al-Mufrad-32, Abu Dawud)

Ayah, Ibu, jangan pernah engkau remehkan kekuatan doamu untuk anak-anakmu...
Jikapun belum terkabul sekarang, mungkin kelak, ketika engkau telah tiada...
Bagikan doa-doa ini dengan niat baik, mudah-mudahan Allah mengangkat segala Cobaan dan Musibah Kita didunia dan di Akherat. Mari amalkan dan bagikan karena engkau tidak tahu pahala mana yang akan memasukkanmu ke dalam Surga Allah..
Aamiin ... 🙏🏻



Semoga bermanfaat