Laman

Monday, April 27, 2020

Hakikat Ramadan


Alhamdulillah, masih diberi kesempatan untuk bertemu juga dengan bulan yang suci ini. Sudah berapa kali kamu berjumpa dengan bulan Ramadan? Dari tahun pertama ketemu sampai sekarang bertemu kembali dengan Ramadan, pribadimu semakin baik, biasa saja, atau malah semakin buruk? Ada banyak sekali hakikat di bulan ramadan, karena memang ramadan adalah bulan yang istimewa, banyak yang memaknainya seperti itu, entah hanya berupa lisan dan hati yang sama, lisan aja yang berucap, atau hati saja yang membatin. Saya akan berikan jabaran apa itu hakikat Ramadan yang sesungguhnya.

1. Bulan Ramadan adalah bulan untuk bercermin diri.

Seberapa bersemangat dan seberapa mampu kamu memanfaatkan Ramadan pada setiap menit dan detiknya, merupakan indikasi ketaqwaan kita kepada Allah. Dari sini kamu bisa menilai dirimu, apakah kamu termasuk hamba Allah yang dzalimun linafsihi (masih suka menganiaya diri sendiri), atau yang muqtashid (yang pas-pasan saja), ataukah yang sabiqun bil khairat (yang bergegas dalam melaksanakan berbagai kebaikan).

Di samping itu, Ramadan juga merupakan sarana yang sangat tepat bagi kamu untuk bercermin diri. Sebuah hadits muttafaq ‘alaih menyatakan bahwa selama bulan ramadan syetan-syetan dibelenggu. Nah, jika syetan-syetan telah dibelenggu tetapi kita masih saja melakukan dosa dan kemaksiatan maka seperti itulah diri kamu yang sebenarnya. Mari bertaubat sebelum terlambat, mending terlambat di dunia daripada terlambat di akhirat.

2. Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat.

Rasulullah bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kamu berpuasa di bulan ini. Barangsiapa tidak mendapat bagian kebaikannya, maka sungguh berarti ia telah dijauhkan dari rahmat Allah.”

Pada bulan Ramadan, Allah mencurahkan segenap rahmat-Nya melebihi pada bulan-bulan lainnya. Pada bulan ini, Allah melipatgandakan pahala amal kebaikan, memberikan semangat ketaatan kepada hamba-hamba-Nya, dan bahkan memberikan bonus satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadr, karena itu, rugilah kamu jika selama bulan ini kamu tidak memanfaatkan limpahan rahmat Allah yang sedemikian besar.

3. Bulan Ramadan adalah bulan untuk bertaubat.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” Beliau juga bersabda, “Barangsiapa berdiri (menegakkan shalat malam, shalat tarawih) pada bulan Ramadan atas dasar iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yeng telah lalu akan diampuni.” Beliau bahkan berkata, “Barangsiapa berpuasa lalu tidak berkata-kata buruk dan tidak mengumpat maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ia dilahirkan oleh ibunya.” Jadi, apa lagi yang kita tunggu. Mari kita banyak-banyak beribadah dan memohon ampunan kepada Allah, agar Ramadan ini dapat menjadi penghapus dosa-dosa kita. Nah lho, untuk para kaum ghibah, stop untuk berghibah ria dulu ya.

Baiknya Allah 'kan, hidayah itu dicari bukan hanya berdiam diri, manusia tempatnya salah, tetapi Allah mempunyai banyak jalan untuk memaafkan hambah-Nya yang bener-bener mau bertaubat mengakui kesalahnnya dan tidak akan mengulanginya lagi.

4. Bulan Ramadan adalah bulan untuk berpuasa.

Puasa yang sejati tidaklah cukup hanya dengan meninggalkan makan, minum dan hubungan suami isteri pada siang hari. Lebih dari itu, puasa yang sejati adalah puasa yang bersifat total, yakni mempuasakan seluruh anggota tubuh kita, akal pikiran, hati, mata, telinga, lidah, tangan, kaki, dan anggota-anggota tubuh kita yang lainnya. Semuanya harus kita puasakan dari berbagai bentuk dosa dan kemaksiatan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang keji, maka sekali-kali Allah tidak butuh dengan puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum saja.”

Intinya seperti inilah, tidak ada gunanya kamu menahan lapar dari subuh ke petang kalau kamu tidak melakukan amalan apapun untuk memperkuat nilai ibadah puasamu.

5. Bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur'an.

Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Pada setiap bulan ini, Rasulullah selalu melakukan tadarrus Al-Qur’an bersama malaikat Jibril. Beliau ingin memberikan teladan kepada kita semua agar kita berinteraksi seakrab mungkin dengan Al-Qur’an selama bulan Ramadan. Interaksi ini meliputi banyak hal: membacanya, memahami maknanya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha untuk menghafalnya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.

Beruntunglah kamu yang hobbinya membaca, tetapi jangan hanya hobby baca cerita yang bisa membuat pipimu merona ya, baca juga kitabmu, karena itu bisa menjadi syafaat untukmu kelak di akhirat. In sya Allah.

6. Bulan Ramadan adalah bulan infaq dan sedekah.

Ramadan bukan hanya kesempatan untuk beribadah secara vertikal saja. Ia juga kesempatan emas untuk beribadah secara horisontal, melakukan berbagai kebaikan kepada sesama. Di bulan ini kamu sangat dianjurkan untuk banyak berinfak dan bersedekah. Kamu telah merasakan bagaimana rasanya kelaparan dan kehausan. Sudah semestinya kamu kemudian mampu berempati kepada mereka yang selama ini biasa kelaparan dan kehausan, dengan cara berinfaq dan bersedekah kepada mereka. Demikianlah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah. Sebuah riwayat menyatakan bahwa kedermawanan beliau di bulan Ramadan sampai menyerupai angin yang bertiup.

Jika belum mampu sedekah untuk orang luar, bersedekahlah dulu untuk kerabatmu, jika bersedekah harta tidak mampu kamu lakukan, sedekahkanlah ilmu yang kamu punya untuk orang lain, jika ilmu pun kamu tidak punya, sedekah senyuman saja kepada semua orang, in syaa Allah senyum juga dihitung sebuah sedekah.

Tibalah di penghujung cerita, sampai sini paham 'kan, apa dan bagaimana hakikat bulan Ramadan yang penuh berkah ini. Inilah kesempatan kamu di tengah pandemi yang mengharuskan duduk diam di rumah, kamu bisa bertadarus bersama, tidak masalah masjid meniadakan salat jama'ah kamu bisa melakukan jama'ah bersama keluargamu.

Kalau ada kesalahan dalam ulasan di atas itu datangnya dari saya, kalau ada kebenaran dari ulasan di atas mari kita pelajari bersama.

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya, yang sedang tuing-tuing merah jangan bersedih, karena saya pun sama.

Jombang, 24 April 2020

0 comments: