Oleh: Ni’matuz Zahroh, M.Pd
MTsN 5 Jombang
Email: anik.zahroh@gmail.com
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan di Indonesia sedang diuji dengan tantangan untuk tetap eksis dan memberikan pelayanan terbaiknya kepada peserta didik di tengah intaian virus Covid- 19 saat ini. Penyebaran virus Covid- 19 yang semakin merajalela di indonesia, menyebabkan pemerintah harus melakukan langkah antisipatif, agar penyebaran virus ini bisa dikendalikan dan tidak semakin banyak yang tertular. Langkah antisipatif yang harus ditempuh diantaranya adalah mengurangi aktivitas penduduk indonesia diluar rumah, termasuk para pelajar.
Dalam rangka menindaklanjuti keputusan Presiden RI Nomor 07 tahun 2020 dan instruksi Gubernur Jawa Timur terkait peningkatan kewaspadaan terhadap virus covid-19, maka Bupati Jombang mengeluarkan instruksi Bupati Jombang Nomor 420 tahun 2020 terkait hal yang sama. Dalam instruksi tersebut, Bupati Jombang meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa mulai tanggal 17 Maret sampai dengan tanggal 30 Maret 2020 semua peserta didik belajar di rumah melalui metode jaringan online/ pemberian penugasan kecuali bagi siswa yang sedang ujian nasional/ujian Sekolah/Madrasah tetap berlangsung sesuai jadwal.
Kebijakan tersebut tentu saja tidak mudah untuk diimplementasikan. Disamping karena waktunya yang mendadak, tidak ada persiapan dan pembelakalan sebelumnya, juga karena melaksanakan pembelajaran jarak jauh itu juga tidak mudah. Harus ada persiapan fasilitas dan kompetensi guru, serta kemampuan siswa untuk mengaksesnya. Disamping itu, orangtua juga harus memahami bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta bisa menerapkannya dalam mendampingi anak- anak mereka di rumah.
Kebijakan belajar di rumah yang sementara dilakukan dalam waktu dua minggu ini, bisa terjadi kemungkinan akan diperpanjang, menyesuaikan kondisi yang ada. Di sisi lain, para peserta didik juga harus segera mempersiapkan diri menghadapi ujian kenaikan kelas maupun kelulusan bagi siswa kelas akhir. Oleh karena itu, sistem pembelajaran di rumah ini harus dilakukan se efektif mungkin, tidak menyimpang dari kurikulum yang sudah diterapkan. Untuk bisa dilaksanakan secara efektif, maka kerjasama dan peran serta stakeholders pendidikan harus dimaksimalkan, meski tidak harus melalui tatap muka dengan guru dan siswa.
METODE BELAJAR DI RUMAH
Terkait dihentikannya proses belajar tatap muka di sekolah demi mencegah penyebaran virus corona selama dua pekan, guru dituntut untuk aktif dan kreatif dalam menjalankan metode mengajar jarak jauh agar peserta didik tidak ketinggalan pelajaran. Hal itu dikarenakan dalam waktu dekat ujian tengah menanti peserta didik kita, baik ujian kenaikan kelas maupun ujian kelulusan untuk siswa kelas akhir.
Belajar di rumah bisa dengan berbagai metode. Guru atau sekolah bisa memilih metode yang sesuai dengan kemampuan guru, kondisi siswa maupun ketersediaaan sarana yang dimiliki oleh guru maupun siswa di rumah. Metode tersebut antara lain;
Sistem Pembelajaran Daring (SPADA)
Sistem pembelajaran daring (SPADA) adalah implementasi pembelajaran jarak jauh untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang bermutu. Semula Daring diperuntukkan untuk mahasiswa di perguruan tinggi. Namun seiring dengan kasus Covid-19 yang terus berkembang, maka Daring juga bisa digunakan untuk siswa pada sekolah dalam berbagai jenjang. Pemerintah mendapatkan bantuan gratis pengajaran secara daring ini dari berbagai aplikasi pendidikan. Bantuan pengajaran gratis tersebut didapatkan dari Ruang Guru, Zenius, Google, Microsoft, Quipper, Sekolahmu dan Kelas Pintar.
Namun sistem pembelajaran daring yang diinstruksikan secara mendadak ini tidak semua guru dan siswa bisa mengikutinya. Sistem Daring juga menimbulkan banyak kendala, terutama di kalangan pengajar dan siswa sekolah dasar yang belum terbiasa dengan metode ini. Apalagi belum ada panduan dan arahan khusus untuk melaksanakan metode pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini.
Pemberian Tugas dan Lembar Kerja
Selain dengan sistem daring diatas, belajar di rumah juga bisa dengan metode penugasan dan mengerjakan lembar kerja. metode ini bisa dilakukan apabila guru atau siswa tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan metode daring. atau bisa jadi, guru atau siswa memiliki kemampuan untuk melakukannya, akan tetapi fasilitas tidak mendukung. fasilitas yang dimaksud misalnya jaringan internet, hp yang bisa digunakan untuk daring, atau lainnya.
Metode ini dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk perintah secara lisan maupun tulisan kepada siswa. lalu siswa melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya, baik secara langsung maupun melalui surat elektronik (email).
SUKA DUKA SELAMA BELAJAR DI RUMAH
Saat diberlakukan Learning From Home (LFH) dan Work From Home (WFH), saya sangat antusias dan semangat mempersiapkannya. Pasalnya saya bisa menerapkan skill TIK dan beberapa aplikasi pembelajaran online yang saya terima ketika mengikuti pelatihan online gratis. Namun dibalik keantusiasan itu, saya juga gelisah dengan kondisi murid-murid saya. Mereka memiliki kemampuan menengah kebawah (IQ yang rendah) dan kondisi perekonomian orangtua yang rata-rata menengah kebawah. Tentu saja hal itu akan mempengaruhi berjalan tidaknya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam mengefektifkan belajar di rumah, tidak hanya membutuhkan peran saya sebagai gurunya saja. Seluruh stakehorders pendidikan harus ikut serta terlibat dalam mengefektifkan instruksi belajar di rumah ini, dan salah satu yang paling berperan adalah orangtua.
Pada minggu pertama belajar di rumah, madrasah belum menyiapkan jadwal pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penugasan kepada siswa hanya satu dan sama untuk semua jenjang, kelas VII, VIII, dan IX. Karena sekolah belum mempersiapkan daring yang akan diterapkan untuk para siswa. Tugasnya adalah menulis 2 Cerpen dan 3 Puisi. Tugas harus dikumpulkan di wali kelas masing-masing dalam bentuk photo grid atau kolase dan mereka harus mengumpulkannya melalui WhatsApp. Tugas minggu pertama 95% tuntas, karena hampir semua siswa mempunyai WhatsApp.
Minggu kedua masa belajar di rumah, madrasah membuat jadwal khusus PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Guru mata pelajaran menyampaikan tugasnya melalui wali kelas masing-masing. Betapa sibuknya seorang guru yang sekaligus sebagai wali kelas, harus menyiapkan tugas untuk mapel yang diampu sekaligus ribet dengan penyampaian tugas-tugas mapel lain. Ketika saya menyampaikan tugas kepada siswa, pasti ada siswa yang belum paham dengan tugas-tugasnya. Saya sampai pusing dengan banyaknya siswa yang japri satu-satu, padahal sudah dibuatkan WhatsApp Group (WAG) sebagai sarana komunikasi. Ingin mengadakan video conference (VC) untuk bisa menjelaskan secara langsung, namun para siswa tidak mengerti dan memahami aplikasinya. Tugas-tugas yang diberikan tidak bisa 100% tuntas. Dalam satu kelas, selalu saja ada siswa yang tidak mengerjakan tugasnya dengan berbagai alasan dan kendala; tidak punya HP, tidak punya paketan data, sinyal yang lemot, bahkan sampai anak-anak yang gagal mendapatkan Wifi yang mereka beri julukan Pejuang Sinyal dan Wifi.
Kondisi perkembangan virus Covid-19 di Jombang semakin parah. Hal itu membuat pemerintah daerah menetapkan Jombang termasuk zona merah. Dalam masa darurat Covid-19, dinas pendidikan mengeluarkan edaran perpanjangan masa belajar di rumah sampai 22 April 2020. Ketika saya menyampaikan edaran ini kepada pasa siswa, respon mereka sungguh diluar dugaan. Mereka mengeluh sudah capek mengerjakan tugas-tugas secara online. Mereka merasa jenuh berlama-lama di rumah dan tidak bisa kemana-mana. Mereka sudah rindu akan semua hal tentang sekolah; kangen jajan rame-rame di kantin sekolah, kangen bikin mading kelas, kangen mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan masih banyak hal lain yang mereka rindukan.
Saat ini, saya merasakan bahwa pembelajaran jarak jauh (belajar daring) kurang efektif diterapkan untuk murid-murid saya. Awalnya mereka sangat senang dan antusias menyambut masa belajar di rumah karena “sekolah libur”, namun belakangan mereka mengeluh karena merasa bahwa belajar di sekolah lebih menyenangkan dari apa yang mereka alami saat ini. Namun begitu, ada beberapa hikmah dan manfaat untuk siswa. Mereka bisa bertanggungjawab akan tugas-tugasnya, bisa bereksplorasi di dunia maya, dan lebih kreatif. Mereka lebih bijak dalam menggunakan gadget, dimana fungsi HP tidak hanya untuk main games dan WA-an saja, tetapi bisa memanfaatkan beberapa aplikasi belajar. Disamping itu, kuota paket data sangat dibutuhkan dan mempengaruhi lancar tidaknya pembelajaran jarak jauh, baik untuk guru dan siswa.
PENUTUP
Instruksi belajar di rumah akan efektif apabila didukung oleh seluruh stakeholders pendidikan, baik guru, orangtua siswa, maupun kepala sekolah. Efektif artinya berjalan sesuai dengan program, relevan dengan kompetensi, serta mengacu pada keberlanjutan kurikulum di sekolah. Untuk tercapai efektivitas tersebut, maka masing- masing pihak harus melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Semoga bencana virus corona segera berakhir dan proses belajar mengajar di sekolah/madrasah bisa berjalan normal seperti sedia kala.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Agung, dkk. 2011. Pendidikan Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Bestari Buana Murni.
Instruksi Bupati Jombang Nomor 420 tahun 2020 terkait peningkatan kewaspadaan terhadap virus covid-19.
Keputusan Presiden RI Nomor 07 tahun 2020 dan instruksi Gubernur Jawa Timur terkait peningkatan kewaspadaan terhadap virus covid-19.
Lampiran Tugas-tugas siswa:
MTsN 5 Jombang
Email: anik.zahroh@gmail.com
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan di Indonesia sedang diuji dengan tantangan untuk tetap eksis dan memberikan pelayanan terbaiknya kepada peserta didik di tengah intaian virus Covid- 19 saat ini. Penyebaran virus Covid- 19 yang semakin merajalela di indonesia, menyebabkan pemerintah harus melakukan langkah antisipatif, agar penyebaran virus ini bisa dikendalikan dan tidak semakin banyak yang tertular. Langkah antisipatif yang harus ditempuh diantaranya adalah mengurangi aktivitas penduduk indonesia diluar rumah, termasuk para pelajar.
Dalam rangka menindaklanjuti keputusan Presiden RI Nomor 07 tahun 2020 dan instruksi Gubernur Jawa Timur terkait peningkatan kewaspadaan terhadap virus covid-19, maka Bupati Jombang mengeluarkan instruksi Bupati Jombang Nomor 420 tahun 2020 terkait hal yang sama. Dalam instruksi tersebut, Bupati Jombang meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa mulai tanggal 17 Maret sampai dengan tanggal 30 Maret 2020 semua peserta didik belajar di rumah melalui metode jaringan online/ pemberian penugasan kecuali bagi siswa yang sedang ujian nasional/ujian Sekolah/Madrasah tetap berlangsung sesuai jadwal.
Kebijakan tersebut tentu saja tidak mudah untuk diimplementasikan. Disamping karena waktunya yang mendadak, tidak ada persiapan dan pembelakalan sebelumnya, juga karena melaksanakan pembelajaran jarak jauh itu juga tidak mudah. Harus ada persiapan fasilitas dan kompetensi guru, serta kemampuan siswa untuk mengaksesnya. Disamping itu, orangtua juga harus memahami bagaimana metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta bisa menerapkannya dalam mendampingi anak- anak mereka di rumah.
Kebijakan belajar di rumah yang sementara dilakukan dalam waktu dua minggu ini, bisa terjadi kemungkinan akan diperpanjang, menyesuaikan kondisi yang ada. Di sisi lain, para peserta didik juga harus segera mempersiapkan diri menghadapi ujian kenaikan kelas maupun kelulusan bagi siswa kelas akhir. Oleh karena itu, sistem pembelajaran di rumah ini harus dilakukan se efektif mungkin, tidak menyimpang dari kurikulum yang sudah diterapkan. Untuk bisa dilaksanakan secara efektif, maka kerjasama dan peran serta stakeholders pendidikan harus dimaksimalkan, meski tidak harus melalui tatap muka dengan guru dan siswa.
METODE BELAJAR DI RUMAH
Terkait dihentikannya proses belajar tatap muka di sekolah demi mencegah penyebaran virus corona selama dua pekan, guru dituntut untuk aktif dan kreatif dalam menjalankan metode mengajar jarak jauh agar peserta didik tidak ketinggalan pelajaran. Hal itu dikarenakan dalam waktu dekat ujian tengah menanti peserta didik kita, baik ujian kenaikan kelas maupun ujian kelulusan untuk siswa kelas akhir.
Belajar di rumah bisa dengan berbagai metode. Guru atau sekolah bisa memilih metode yang sesuai dengan kemampuan guru, kondisi siswa maupun ketersediaaan sarana yang dimiliki oleh guru maupun siswa di rumah. Metode tersebut antara lain;
Sistem Pembelajaran Daring (SPADA)
Sistem pembelajaran daring (SPADA) adalah implementasi pembelajaran jarak jauh untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang bermutu. Semula Daring diperuntukkan untuk mahasiswa di perguruan tinggi. Namun seiring dengan kasus Covid-19 yang terus berkembang, maka Daring juga bisa digunakan untuk siswa pada sekolah dalam berbagai jenjang. Pemerintah mendapatkan bantuan gratis pengajaran secara daring ini dari berbagai aplikasi pendidikan. Bantuan pengajaran gratis tersebut didapatkan dari Ruang Guru, Zenius, Google, Microsoft, Quipper, Sekolahmu dan Kelas Pintar.
Namun sistem pembelajaran daring yang diinstruksikan secara mendadak ini tidak semua guru dan siswa bisa mengikutinya. Sistem Daring juga menimbulkan banyak kendala, terutama di kalangan pengajar dan siswa sekolah dasar yang belum terbiasa dengan metode ini. Apalagi belum ada panduan dan arahan khusus untuk melaksanakan metode pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring ini.
Pemberian Tugas dan Lembar Kerja
Selain dengan sistem daring diatas, belajar di rumah juga bisa dengan metode penugasan dan mengerjakan lembar kerja. metode ini bisa dilakukan apabila guru atau siswa tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan metode daring. atau bisa jadi, guru atau siswa memiliki kemampuan untuk melakukannya, akan tetapi fasilitas tidak mendukung. fasilitas yang dimaksud misalnya jaringan internet, hp yang bisa digunakan untuk daring, atau lainnya.
Metode ini dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk perintah secara lisan maupun tulisan kepada siswa. lalu siswa melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan mengumpulkannya, baik secara langsung maupun melalui surat elektronik (email).
SUKA DUKA SELAMA BELAJAR DI RUMAH
Saat diberlakukan Learning From Home (LFH) dan Work From Home (WFH), saya sangat antusias dan semangat mempersiapkannya. Pasalnya saya bisa menerapkan skill TIK dan beberapa aplikasi pembelajaran online yang saya terima ketika mengikuti pelatihan online gratis. Namun dibalik keantusiasan itu, saya juga gelisah dengan kondisi murid-murid saya. Mereka memiliki kemampuan menengah kebawah (IQ yang rendah) dan kondisi perekonomian orangtua yang rata-rata menengah kebawah. Tentu saja hal itu akan mempengaruhi berjalan tidaknya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dalam mengefektifkan belajar di rumah, tidak hanya membutuhkan peran saya sebagai gurunya saja. Seluruh stakehorders pendidikan harus ikut serta terlibat dalam mengefektifkan instruksi belajar di rumah ini, dan salah satu yang paling berperan adalah orangtua.
Pada minggu pertama belajar di rumah, madrasah belum menyiapkan jadwal pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penugasan kepada siswa hanya satu dan sama untuk semua jenjang, kelas VII, VIII, dan IX. Karena sekolah belum mempersiapkan daring yang akan diterapkan untuk para siswa. Tugasnya adalah menulis 2 Cerpen dan 3 Puisi. Tugas harus dikumpulkan di wali kelas masing-masing dalam bentuk photo grid atau kolase dan mereka harus mengumpulkannya melalui WhatsApp. Tugas minggu pertama 95% tuntas, karena hampir semua siswa mempunyai WhatsApp.
Minggu kedua masa belajar di rumah, madrasah membuat jadwal khusus PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Guru mata pelajaran menyampaikan tugasnya melalui wali kelas masing-masing. Betapa sibuknya seorang guru yang sekaligus sebagai wali kelas, harus menyiapkan tugas untuk mapel yang diampu sekaligus ribet dengan penyampaian tugas-tugas mapel lain. Ketika saya menyampaikan tugas kepada siswa, pasti ada siswa yang belum paham dengan tugas-tugasnya. Saya sampai pusing dengan banyaknya siswa yang japri satu-satu, padahal sudah dibuatkan WhatsApp Group (WAG) sebagai sarana komunikasi. Ingin mengadakan video conference (VC) untuk bisa menjelaskan secara langsung, namun para siswa tidak mengerti dan memahami aplikasinya. Tugas-tugas yang diberikan tidak bisa 100% tuntas. Dalam satu kelas, selalu saja ada siswa yang tidak mengerjakan tugasnya dengan berbagai alasan dan kendala; tidak punya HP, tidak punya paketan data, sinyal yang lemot, bahkan sampai anak-anak yang gagal mendapatkan Wifi yang mereka beri julukan Pejuang Sinyal dan Wifi.
Kondisi perkembangan virus Covid-19 di Jombang semakin parah. Hal itu membuat pemerintah daerah menetapkan Jombang termasuk zona merah. Dalam masa darurat Covid-19, dinas pendidikan mengeluarkan edaran perpanjangan masa belajar di rumah sampai 22 April 2020. Ketika saya menyampaikan edaran ini kepada pasa siswa, respon mereka sungguh diluar dugaan. Mereka mengeluh sudah capek mengerjakan tugas-tugas secara online. Mereka merasa jenuh berlama-lama di rumah dan tidak bisa kemana-mana. Mereka sudah rindu akan semua hal tentang sekolah; kangen jajan rame-rame di kantin sekolah, kangen bikin mading kelas, kangen mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan masih banyak hal lain yang mereka rindukan.
Saat ini, saya merasakan bahwa pembelajaran jarak jauh (belajar daring) kurang efektif diterapkan untuk murid-murid saya. Awalnya mereka sangat senang dan antusias menyambut masa belajar di rumah karena “sekolah libur”, namun belakangan mereka mengeluh karena merasa bahwa belajar di sekolah lebih menyenangkan dari apa yang mereka alami saat ini. Namun begitu, ada beberapa hikmah dan manfaat untuk siswa. Mereka bisa bertanggungjawab akan tugas-tugasnya, bisa bereksplorasi di dunia maya, dan lebih kreatif. Mereka lebih bijak dalam menggunakan gadget, dimana fungsi HP tidak hanya untuk main games dan WA-an saja, tetapi bisa memanfaatkan beberapa aplikasi belajar. Disamping itu, kuota paket data sangat dibutuhkan dan mempengaruhi lancar tidaknya pembelajaran jarak jauh, baik untuk guru dan siswa.
PENUTUP
Instruksi belajar di rumah akan efektif apabila didukung oleh seluruh stakeholders pendidikan, baik guru, orangtua siswa, maupun kepala sekolah. Efektif artinya berjalan sesuai dengan program, relevan dengan kompetensi, serta mengacu pada keberlanjutan kurikulum di sekolah. Untuk tercapai efektivitas tersebut, maka masing- masing pihak harus melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Semoga bencana virus corona segera berakhir dan proses belajar mengajar di sekolah/madrasah bisa berjalan normal seperti sedia kala.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar Agung, dkk. 2011. Pendidikan Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Bestari Buana Murni.
Instruksi Bupati Jombang Nomor 420 tahun 2020 terkait peningkatan kewaspadaan terhadap virus covid-19.
Keputusan Presiden RI Nomor 07 tahun 2020 dan instruksi Gubernur Jawa Timur terkait peningkatan kewaspadaan terhadap virus covid-19.
Lampiran Tugas-tugas siswa:
0 comments:
Post a Comment