Banyak alat yang dapat digunakan dalam kegiatan
evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di
lingkungan persekolahan tetapi juga di luar sekolah bahkan di masyarakat umum.
Anda mungkin sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olah raga, tes
makanan, tes kendaraan, dan lain-lain. Di sekolah juga sering kita dengar
istilah pretes, postes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya.
Dalam kegiatan pembelajaran, tes banyak digunakan
untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penggunaan
tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu kala, sejak orang
mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai makna tersendiri dalam
pendidikan dan pembelajaran.
Istilah ”tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu
”testum”, berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari
benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Dalam
perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan. Dilihat
dari jumlah peserta didik, tes dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes
kelompok dan tes perorangan. Dilihat dari kajian psikologi, tes dibagi menjadi
empat jenis, yaitu tes intelegensia umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi
belajar, dan tes kepribadian. Dilihat dari cara penyusunannya, tes juga dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes standar. Dilihat dari bentuk
jawaban peserta didik, tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis,
tes lisan dan tes tindakan. Tes juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tes
kemampuan (power test) dan tes kecepatan (speeds test).
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran. Didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. S.
Hamid Hasan (1988 : 7) menjelaskan “tes adalah alat pengumpulan data
yang dirancang secara khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir (soal)
yang dipergunakan”. Heaton
(1988): membagi tes menjadi empat bagian:
- tes prestasi belajar
(achievement test),
- tes penguasaan (proficiency test),
- tes bakat (aptitude test), dan
- tes diagnostik (diagnostic test).
Brown (2004)
menambahkan satu jenis tes lagi yang
disebut tes penempatan
(placement test).
Dalam bidang psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu :
1. Tes intelegensia umum, yaitu tes untuk mengukur kemampuan umum seseorang.
2. Tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur kemampuan potensial dalam bidang tertentu.
3. Tes prestasi belajar, yaitu tes untuk mengukur kemampuan aktual sebagai hasil belajar.
4. Tes kepribadian, yaitu tes untuk mengukur karakteristik pribadi seseorang.
2. Tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur kemampuan potensial dalam bidang tertentu.
3. Tes prestasi belajar, yaitu tes untuk mengukur kemampuan aktual sebagai hasil belajar.
4. Tes kepribadian, yaitu tes untuk mengukur karakteristik pribadi seseorang.
Berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan, maka tes dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes kemampuan dan tes kecepatan. Tes
kemampuan adalah tes untuk mengungkapkan kemampuan/kompetensi peserta didik, baik
knowledge, skill maupun
attitude. Tes Kecepatan adalah mengukur kecepatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu pada waktu atau periode tertentu. Misalnya tes membaca cepat, tes kecepatan berlari, dan lain-lain.
Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes tertulis atau sering disebut
paper and pencil test
adalah tes yang
menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Bentuk tes tertulis bisa berbentuk uraian (essay), dan bisa juga berbentuk objektif
(objective), seperti Pilihan Ganda,
menjodohkan, atau benar-salah.
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang
ditanyakan, maka tes
bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas
(restricted respons items) dan uraian bebas
(extended respons
items).
Tes Bentuk Uraian Terbatas
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
Contoh
:
a. Jelaskan bagaimana masuknya Islam di Indonesia dilihat dari segi ekonomi dan politik?
b. Sebutkan lima rukum Islam !
Tes Bentuk Uraian Bebas
Peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri.
Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya.
Contoh :
a. Jelaskan perkembangan pendidikan
Islam di Indonesia !
b. Bagaimana peranan pendidikan Islam dalam memecahkan masalah-masalah pokok pendidikan di Indonesia ?
Materi disampaikan pada DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) 5 JOMBANG BEKERJASAMA
DENGAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN SURABAYA pada tanggal 4 - 9 November 2019 oleh Bapak Zainul Arief, S.Pd., M.H., Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keagamaan Surabaya.
0 comments:
Post a Comment