Laman

Friday, October 19, 2018

WASIAT BERHARGA UNTUK GURU/USTADZ

Seri: Hari Santri Nasional

Disarikan dari buku: Gus Dur Sang Guru Bangsa


Semoga kita bisa melaksanakan Wasiat Gus Dur:

1. Hendaknya tidak mengambil cuti sakit ketika engkau tidak sakit sehingga tidak menggabungkan dua maksiat : kebohongan dan makan harta haram. Sesungguhnya pemotongan gaji dilandasi taqwa dan takut kepada Allah itu lebih baik dan lebih kekal.

2. Terimalah santri-santrimu dengan segala kesalahan mereka karena mereka bukan malaikat, bukan pula syaitan. Tidak ada alasan untuk lari dari meluruskan kesalahan-kesalahan itu karena kita adalah murabbi (pendidik) dan ini yang diharapkan dari kita.

3. Tunjukkan rasa hormat kita kepada santri (murid) yang ada di hadapan kita dengan cara menerangkan keutamaan mereka sebagai penuntut ilmu. Hal ini akan mendekatkan jarak kita dalam menuju hati mereka.

4. Ingatlah bahwa banyak di antara orang-orang besar menjadi besar lantaran satu kata dari seorang guru yang melejitkan mereka dan memantik cita mereka hingga menggapai puncak.

5. Perbagus cara interaksi kita dengan para santri (murid). Berapa banyak guru/ustadz yang mendapat doa dari santri setelah bertahun-tahun terlewati, atau setelah berada di liang kubur.

6. Semua mata pelajaran dapat dikaitkan dengan ajaran-ajaran Islam. Tinggal bagaimana kita mencari media yang tepat.

7. Setiap menit keterlambatan kita dalam memulai pelajaran atau keluar sebelum waktu selesai adalah hak santri/murid, ia akan mengambilnya pada hari penghitungan amal.

8. Berapa banyak guru yang menjadi sebab lurusnya arah berpikir kaum muda sehingga ia mendapatkan doa-doa tulus dan kebaikan yang mengalir. Ya Allah, tambahkan dan berkahi setiap guru yang kuat, bertanggung jawab, dan senantiasa berbuat baik.

9. Di depan kita ada generasi. Bangkitkan jiwa mereka, ajarkan cinta kepada ilmu, dan bangunkan semangat. Barangkali satu kata dari kita dapat membakar spirit dalam hatinya dan menjadi kebaikan untuk ummat.

10. Rasa takut santri/murid kita terhadap kita bukanlah pertanda keberhasilan dan keterampilan kita dalam menegakkan kedisiplinan. Itu hanya pertanda bahwa kita gagal dalam memerankan pendidikan. Pendidikan itu membawa ketegasan dan kasih sayang bukan dengan menakut-nakuti.

11. Syekh Utsaimin rahimahulloh membedakan antara pulpen inventaris kantor dan pulpen pribadi karena takut makan barang haram. Lantas bagaimana dengan orang yang menghalalkan sesuatu yang lebih berharga daripada tinta? Yaitu waktu!

12. Ikhlaskan niat utk Allah. Karena sesungguhnya kita sedang melakukan tugas para Nabi. Dan jika anda mengharap pahala dalam pekerjaan kita, maka setiap jam pada siang hari kita dalam timbangan kebaikan kita.

Semoga menjadi nasehat buat kita para pejuang Pendidikan.


0 comments: