Laman

Friday, June 1, 2018

The Power of Moments

Moment adalah penanda waktu. Tandanya kita mengisi waktu yang terlewat dengan sesuatu yang layak diingat. Jika tidak ada moment, waktu berlalu dengan flat begitu saja. Tidak ada yang dikenang.

Momen itu tidak harus selalu kejadian khusus dan besar. Moment bisa juga kejadian kecil dan sederhana namun layak diingat.

Misalnya saat saya bersepeda pagi melihat penjual buah pisang jenis Barangan yang harganya cuma Rp. 10.000 rupiah. Kenapa ini begitu istimewa? Karena sehari sebelumnya saya membeli pisang sejenis di penjual lain dengan harga Rp. 25.000 dan tidak bisa ditawar. Lain kali saya akan beli di penjual ini, batin saya. Sesimpel itu.

Kemarin – seorang teman lama – mungkin terakhir bertemu 3 tahun lalu mengontak dan ingin bersilaturahim ke rumah. Kebetulan jadwal saya sedang longgar, maka seharian kami ngobrol bertukar pikiran dan pengalaman sambil minum teh hijau. Saat makan siang saya pesankan nasi briyani istimewa favorit saya yang kebetulan juga favorit teman ini.
Ia bercerita bahwa terakhir berkunjung ke rumah saya delapan tahun lalu. Ia bertanya mobil lama ke mana? Lho, saya bilang mobil lama sudah diganti dan mobil yang sekarang sudah dipakai 6 tahun lamanya. Entah mengapa teman ini bahkan ingat merek dan tipe mobil saya yang lama.

Bulan lalu saya membaca buku The Power of Moments karangan dua bersaudara Chip dan Dan Heath (Ralat, saya tidak membacanya melainkan mendengar versi audiobook-nya). Menurut buku itu mengapa waktu itu kebanyakan berlalu flat dan dilupakan sementara ada sebagian waktu selalu dikenang karena ada momen di dalamnya.

Ada 3 hal yang membuat waktu itu menjadi momen yang layak dikenang, yaitu: elevate, insight dan connection.

Elevate, maksudnya dielevasi, ditinggikan. Misalnya saat kita pernah mendapatkan penghargaan atau memenangkan sesuatu dan naik panggung menerima medali. Saat itu kita merasa bangga. Itulah moment elevate penanda yang pasti kita ingat selamanya.

Moment insight adalah moment kita mendapatkan semacam pencerahan, kesadaran atau pengetahuan baru. Contohnya ketika saya menemukan penjual pisang harga Rp. 10.000 itu. Pasti saya ingat lokasinya. Atau ketika saya membaca buku dan menemukan satu ide menarik untuk diterapkan. Bisa juga saat menonton film dan suka dengan kata-kata dari tokoh pemerannya seperti “Carpe Diem” di film Dead Poets Society.

Terakhir adalah moment yang ada connection. Contohnya ya seperti saya bertemu teman lama kemarin atau menghadiri acara silaturahmi keluarga besar, makan bersama teman-teman komunitas, reuni teman lama dan sebagainya. Moment ini pasti akan saya ingat sebagaimana teman itu ingat terakhir berkunjung 8 tahun lalu.

Bagaimana supaya setiap waktu itu tidak dilewati dengan flat? Mengikuti saran dari buku ini, setiap waktu yang dilewati harus diberi “tanda” dengan menciptakan waktu yang layak dikenang dengan membuat/menemukan elevate, insight dan connection. 


Sumber: Roni

0 comments: