Laman

Saturday, February 10, 2018

Sabar dalam Berdoa

Allah pasti akan memberi jawaban doa seseorang selama ia tak tergesa-gesa. Lantas para sahabat bertanya,  “fa kaifa ya'jal ya Rasulallah?”, bagaimanakah yang tergesa-gesa itu??
Maka Nabi ﷺ menjawab, “dia yang berkata; aku sudah berdoa, tapi Allah belum juga mengabulkan”. Lalu ia tinggalkan doa.

Pelajaran terpenting tentang kesabaran dalam berdoa adalah bahwa doa itu punya batas sesuai dengan kadar qualitynya.

Tengoklah kisah Nabi Zakariya, berapa lama Nabi Zakariya berdoa agar dikarunia anak?
70 tahun lamanya baru Allah mengabulkan doanya. Ini kelasnya Nabi yang dekat dengan Allah, namun apa? Allah kabulkan doa Nabi Zakariya setelah 70 tahun lamanya. Timbul pertanyaan liar dalam pikiran, bagaimana dengan kita?? Yang mana kelasnya tidak sekelas para Nabi yang dekat dengan Allah?
Maka jawabnya sederhana, ya sabar ....

Ada orang baru berdoa dua minggu, satu bulan, dua bulan, namun belum juga dikabulkan. Sudah lemah semangatnya dalam berdoa. Sudah malas untuk berdoa, malah ada yang protes, mengapa tak juga dikabulkan.

Sabar, nikmati prosesnya. Jangan isti'jal dalam berdoa alias tergesa-tergesa.

Ingatlah kisah Nabi Ayyub? Allah beri ia kenikmatan selama 20 tahun lamanya, dengan kebun kurma, 12 orang anak yang gagah perkasa. Dan jadilah ia raja, orang, nabi terkaya di kaumnya.
Lalu Allah uji ia, Allah hancurkan semuanya hanya dalam 3 hari. Mudah bagi Allah untuk melakukan itu semua.

Hari pertama, Allah beri ia penyakit  sampai kaumnya pergi meninggalkannya.

Hari kedua, Allah kirimkan badai dan hama yang menghancurkan seluruh kebun dan peternakannya.

Hari ketiga, ini adalah hari terberat dalam hidup Nabi Ayyub. Allah wafatkan 12 anaknya dalam sehari tanpa sebab apapun. Hanya tinggal istrinya.

Sampai 18 tahun ujian, istrinya berkata, “wahai Nabi Allah, berdoalah pada Tuhanmu agar menghilangkan ujianmu, tidak perlu mengembalikkan semua, cukup agar penyakitmu sembuh.”

Apa kata Nabi Ayyub? “Wahai istriku berapa lama Allah beri kita nikmat?”
“20 tahun” kata istrinya.
“Aku masih malu untuk meminta kepada Allah” itu jawaban Nabi Ayyub kepada sang istri.

Tepat 20 tahun, Nabi Ayyub berdoa yang mana Allah abadikan dalam surat Al-Anbiya. “Robbi anni massaniyadh dhur, wa anta arhamur rohimin” Ya Allah, aku telah ditimpa suatu musibah, sedang Engkau adalah arhamur rohimin.

Telah sampai batasnya, telah tiba waktunya Allah kabulkan doa Nabi Ayyub. Allah berfirman, “Fastajbna lahu, wa kasyafna bihi min dhur, wa atainahu ahlahu wa mitslahu ma'ah” maka Kami kabulkan doanya, Kami kembalikan keluarganya dan yang semisalnya bersamanya.

Dalam 3 hari pula Allah kembalikan semuanya. Hari pertama, Allah sembuhkan penyakitnya. Hari kedua, Allah jadikan istrinya setiap tahun melahirkan 2 bayi kembar sampai anak Nabi Ayyub berjumlah 24. Allah beri Nabi Ayyub dengan kelipatan.


Nabi Ya'qub berapa lama ia berdoa agar Allah pertemukan dengan Yusuf ‘alaihissalam? Berpuluh-puluh tahun. Sampai ada yang mengatakan 40 tahun.

Nabi Musa, berapa lama ia berdoa kepada Allah untuk kebinasaan fir'aun seperti tersebut dalam surah Yunus 88--89 ? Berpuluh-puluh tahun.

Ibrahim ‘alaihissalam, berapa lama ia berdoa kepada Allah agar dikarunia anak? Berpuluh-puluh tahun.

Dan Rasulullah ﷺ berapa lama beliau berdoa kepada Allah agar memindahkan kiblat dari Al-Aqsa ke Al-Haram? Bertahun-tahun lamanya..

Berhenti sejenak, coba renungkan.

Tidak sulit bagi Allah untuk mengabulkam doa-doa para Nabi. Namun Allah rupanya sedang ingin mentarbiyah para Nabi dalam menghadapi ujian.

Yang tersirat dari kisah mereka adalah tentang kesabaran tanpa batas dalam menanti terkabulnya sebuah doa.

Nikmati  prosesnya. Nikmati setiap proses kehidupan ini dengan sabar dan sholat.

Akan ada batas waktunya  doa itu akan terkabul. Yang perlu kita yakini adalah bahwa setiap jawaban doa adalah “iya”

Ibnu Qoyyim pernah megatakan, “Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. Tapi untuk mencapai ke langit ia memerlukan waktu”

Semoga bermanfaat..

0 comments: