Bruce Joyce dan Marsha Weil (1996) mengetengahkan 4
(empat) kelompok besaran model pembelajaran, yaitu:
1. Model
Interaksi Sosial (The Social Interaction
Family)
2. Model
Pengolahan Informasi (The Imformation
Processing Family).
3. Model
Personal (The Personal Family).
4. Model
Modifikasi Tingkah Laku (The Behavioral
System Family).
Berdasarkan
ke-empat model Joyce dan Weil tersebut, kita dapat diterapkan ke dalam kegiatan
pembelajaran menjadi model-model lain yang khusus, sesuai dengan karakteristik
materi pembelajaran dan aktivitas yang dikembangkan oleh guru dengan tujuan
tertentu. Miisalnya model yang dikembangkan adalah model Investigasi Kelompok (Group Investigation) dan model Bermain
Peran (Role Playing) sebagai
penjabaran dari Model Interaksi Sosial, sedangkan model Berfikir Induktif (The
Induktif Thinking) sebagai penjabaran dari model Pengolahan Informasi. Berikut penjelasan dari model-model tersebut.
1. Model
Investigasi Kelompok (Group Investigation).
John
Dewey mengatakan bahwa model investigasi kelompok dapat memberikan pengalaman
kepada peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan dengan caranya sendiri
dan dibicarakan dalam group secara demokratis. Pembagian langkah pelaksanaan
model investigasi kelompok terdiri menjadi 6 (enam) fase, yaitu 1) memilih
topik; 2) perencanaan kooperatif; 3) implementasi; 4) analisis dan sintesis; 5)
presentasi hasil final, dan 6) evaluasi.
Langkah-langkah
model pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut;
a.
Peserta
didik dibagi kedalam kelompok (4 – 6 orang)
b. Guru
memberikan pengarahan tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik di
masing-masing kelompok.
c. Peserta
didik dihadapkan pada suatu situasi yang memerlukan pemecahan atau suatu
keputusan yang harus ditentukan.
d.
Peserta
didik mengeksplorasi situasi tersebut
e. Peserta
didik merumuskan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi
tersebut, antara lain merumuskan masalah, menentukan peran anggota kelompok,
dan merumuskan alternatif cara yang akan digunakan.
Dalam
melaksanakan tiga langkah (a), (b), dan (c) di atas, peserta didik dapat
dibimbing oleh guru, sehingga guru bertindak sebagai mentor.
f.
Kerja
mandiri
g. Peserta
didik melakukan pengecekan terhadap kemajuan dalam menyelesaikan tugasnya. Kemudian
hasil tugas kelompoknya dipresentasikan di depan kelas agar peserta didik yang
lain saling terlibat dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada
topik itu.
h. Peserta
didik saling memberikan umpan balik mengenai topik yang telah mereka kerjakan
berdasarkan tugas masing-masing kelompok, dan peserta didik bersama dengan guru
berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran.
Kegiatan-kegiatan
tersebut dilakukan secara berulang, sampai ditemukan suatu solusi atau
keputusan yang tepat.
2. Model
Bermain Peran (Role Playing)
Model ini memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk lebih menggali dan memahami orang lain dengan tugasnya
masing-masing, melalui pemecahan permasalahan sosial nyata yang dihadapi oleh
kelompoknya. Model ini juga akan berdampak pada pemahaman nilai-nilai sosial
maupun pribadi, sehingga dapat melatih rasa saling menghargai, kerja keras, dan
sifat demokratis.
Langkah model pembelajaran tersebut
sebagai berikut;
a. Pemanasan;
dalam kegiatan ini guru menyampaikan permasalahan yang berkaitan dengan
pengalaman peserta didik, sehingga peserta didik dapat merasakan dan
mengeksplorasi permasalahan tersebut secara akurat berdasarkan pengalaman atau
imaginasinya. Permasalahan dapat disajikan melalui bacaan, cerita lisan,
pertanyaan, atau film.
b.
Menentukan
peran masing-masing anggota kelompok;
dalam kegiatan
ini, peserta didik dan guru berdiskusi untuk menjelaskan berbagai karakter
dengan apa yang disukainya atau tidak disukainya, perasaannya, dan sebagainya. Selanjutnya
menentukan sukarelawan untuk berperan dalam masing-masing karakter tersebut.
c.
Menentukan
langkah pemecahan masalah;
1) Masing-masing
peserta didik menentukan langkah kegiatan yang akan dilaksanakannya, dapat
dibantu oleh guru melalui pertanyaan misalnya; tentang apa yang diobservasi,
dimana, dan bagaimana caranya.
2) Mempersiapkan
peran yang akan dilaksanakan melibatkan antara lain karakter, kesukaan atau
kebiasaan, cara berfikir, dan cara kerja yang diperankannya. Langkah ini
merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan keberhasilan
keseluruhan pembelajaran.
d. Pelaksanaan
masing-masing tugas anggota sesuai dengan tugas atau peran yang sudah
direncanakan. Perlu ditegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekedar bermain
drama, tapi lebih memberikan pengalaman dan pemahaman kepada peserta didik
bagaimana seseorang memiliki peran dan tanggungjawabnya. Selain itu peserta
didik diharapkan memiliki ide-ide baru yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikapnya sebagai hasil perwujudan pencapaian kompetensinya.
e. Diskusi
dan evaluasi hasil observasi dan tugas yang berkaitan dengan ketepatan tugas
yang diberikan, waktu, atau tempat obervasi yang bersifat umum yang melibatkan
pemain maupun observer. kegiatan ini bukan mendiskusikan perannya
tepat atau tidak, tapi menekankan pada hal-hal yang sangat penting berkaitan
dengan kompetensi yang harus dicapai, misalnya; sikap terbuka, materi pelajaran
sesuai, dan cara kerja yang tepat.
f. Langkah
berikutnya adalah sharing pendapat
antar peserta didik, peserta didik dengan guru yang mendiskusikan hasil dari
langkah sebelumnya, sehingga memungkinkan ada penggantian peran. Hasil dari
langkah ini adalah fokus perbaikan dalam pelaksanaan, sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan yang lebih baik.
g.
Diskusi
dan evaluasi seperti bagian f.
h. Sharing
pengalaman dan generalisasi. Peran guru dalam kegiatan iniadalah membimbing
peserta didik untuk menemukan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah dari
permasalahan yang serupa, sehingga peserta didik memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupannya.
3. Model
Pembelajaran Berfikir Induktif (Thingking
induktively)
Model ini bertujuan untuk melatih
peserta didik dalam memahami, mengidentifikasi, dan menentukan keterhubungan antar
konsep-konsep yang dipelajarinya untuk dikembangkan atau diaplikasikan dalam
situasi atau permasalahan tertentu. Langkah model ini terdiri atas;
a.
Formasi
konsep (consept formation). Kegiatan
yang dilakukan pada langkah ini antara lain: 1) identifikasi dan numerasi data
yang relevan dengan topik atau permasalahan; 2) mengelompokan data yang
memiliki karakteristik yang serupa atau sama; dan 3) melakukan kategorisasi
data.
b. Interpretasi
data (Interpretation of data). Pada
langkah ini dilakukan; 1) identifikasi keterkaitan atau perbedaan antar data; 2)
eksplorasi sebab-akibat dalam suatu keterkaitan; dan 3) menemukan implikasi dan
ekstrapolasi antar data.
#Materi Diklat Penyusunan RPP K13 Revisi dan Literasi di MTs Negeri 5 (MTsN Bakalan Rayung) Jombang bekerja sama dengan BDK (Balai Diklat Keagamaan) Surabaya.
Rabu, 8 November 2017.
2 comments:
gud
nice shot!
GGWP
Post a Comment