Ada pemimpin,
memimpin pimpinan.
Yang tak bisa dipimpin,
agar hidupnya terpimpin.
Kok kayak jeruk makan jeruk.
Tak tahu kalau dirinya itu jeruk.
Kayak cerita narcisus yang terbius.
Tak kenal kalau wajahnya membius.
Kamu kan udah jadi pemimpin,
kok rebutan kursi pimpinan.
Emang siapa yang mau kamu pimpin?
Apa keluargamu sudah bisa dipimpin,
Dirimu sendiri aja belum terpimpin.
Akal dan hati harus dipimpin.
Keduanya sukanya ngeselin.
Hati pinginnya yang dingin-dingin,
Akal khawatir kalau masuk angin.
Hati sukanya yang sedang in,
Akal takut gajinya tak nyukupin.
Hati maunya selalu diturutin,
Akal mikir resiko yang dihadepin.
Hati itu bisa menjadi tempat jin,
Akal memilih-memilah dengan rajin.
Keduanya yang harus terus dipimpin.
Akal dikendalikan hati,
Kebenaran akan mati.
Hati dikendalikan akal,
Kebenaran jadi dangkal.
Akal dan hati terkendali.
Ayat dan hadist kan ditaati.
********************
Ketika membaca puisi karya Kang Mas Adji tentang pemimpin diatas, terbersit dibenakku akan polemik yg sedang terjadi akhir-akhir ini. Betapa meresahkan, memusingkan, dan mendebarkan. Hanya bisa berdoa dan berharap, semoga bisa mendapatkan seorang pemimpin yang arif, bijaksana, sabar, wibawa, dan bisa menjadi suri tauladan buat semuanya. Amiinnn....
0 comments:
Post a Comment