Laman

Tuesday, April 8, 2025

Makna Filosofi Tradisi Lebaran Ketupat

Ketupat berasal dari kata bahasa Jawa 'ngaku lepat' yang artinya mengakui kesalahan. Artinya, ketupat ini membawakan makna filosofis untuk saling mengakui kesalahan dan memaafkan.

Janur kuning yang membentuk ketupat diartikan sebagai penolak bala bagi orang Jawa. Sementara itu, anyaman rumitnya mencerminkan kesalahan-kesalahan yang diperbuat manusia. Ketika ketupat dibelah, warna putih yang tampak menggambarkan kebersihan dan kesucian usai mohon ampun dari kesalahan.

Beras sebagai bahan dasar yang dipakai menjadi lambang kemakmuran. Ketupat biasanya didampingi dengan sajian opor ayam. Nah, santan yang ada di opor ayam ini bermakna 'pangapunten' atau permohonan maaf.

Bentuk segi empat atau segi lima ketupat mencerminkan prinsip 'kiblat papat lima pancer'. Maknanya adalah bahwa ke mana pun manusia pergi, pasti akan selalu kembali kepada Allah SWT. Istilah ini juga dapat berarti empat macam nafsu manusia, yakni amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah.

Keempat nafsu ini telah ditaklukkan selama puasa. Alhasil, makan ketupat menyimbolkan bahwa keempatnya telah sukses dikekang.

Sementara itu, ketupat dengan segi lima berarti 'barang limo rak keno ucul' atau lima hal yang tidak boleh terlepas. Yang dimaksud adalah lima waktu sholat, yakni subuh, zuhur, asar, magrib, dan isya.

Hadirnya ketupat dalam tradisi ini membawa makna tersendiri. 


Lebaran Ketupat adalah momen penyucian dan saling memaafkan antarsesama.

Waktu perayaan tradisi lebaran ketupat diselenggarakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Artinya, tradisi Lebaran Ketupat digelar pada tanggal 8 Syawal. Dikutip dari Kalender Indonesia Tahun 2025, tanggal 8 Syawal ini bertepatan dengan Senin, 7 April 2025.

Nah, itulah penjelasan mengenai tradisi Lebaran Ketupat, mulai dari sejarah, makna filosofi, dan waktu perayaannya. Semoga menambah wawasan kita. Aamiin. 

0 comments: