Oleh: Ni’matuz Zahroh, M.Pd
MTsN 5 Jombang Jawa Timur
PENDAHULUAN
Belajar adalah proses manusia untuk mendapat ilmu
pengetahuan, skill dan pengalaman diri agar ada perubahan dalam sikap dan prilaku
manusia (Falk, Heimlich, & Foutz, n.d.,
Isaacs, 1996, Berns & Erickson, 2001). Seperti yang di terangkan oleh
Joyse, Bruce and Weil (2003),
mereka menjelaskan bahwa belajar adalah membantu peserta
didik untuk mendapatkan
informasi, ide, skill, cara berfikir untuk merubah mereka dalam bertingkah
laku. Untuk mendapatkan proses terbaik dalam pembelajaran, kedudukan kelas dan
peran guru yang profesional sangatlah penting untuk menyeimbangkan dimensi
kognitif, afektif dan psikomotorik (Harjali, Degeng,
Setyosari, & Dwiyogo, 2015).
Senada dengan hal tersebut (Degeng, 2013) juga mendefinisikan, tujuan dari belajar dan
pembelajaran adalah mempengaruhi peserta didik agar belajar. Sehingga tujuan dari pembelajaran adalah
sebagai perubahan tingkah laku pembelajar kearah yang lebih baik.
Pembelajaran terbuka merepresentasikan pembelajaran
online atau virtual, dimana peserta didik diberi kebebasan dalam mendapatkan referensi
pembelajaran. Di era inovasi industri 4.0 ini, dinamika belajar dan
pembelajaran di beberapa pendidikan tinggi telah bergeser dari kelas
tradisional ke pembelajaran online, pembelajaran bergeser dari Teacher Centered
Learning (TCL) ke Learner Centered Learning (LCL)
(Chandra & Nugroho, 2016).
Pembelajaran online saat ini semakin diminati dalam menyampaikan materi
pelajaran. Hal tersebut dikarenakan, dalam pembelajaran online peserta
didik dibebaskan untuk mencari
materi pelajaran yang ada di internet sesuai dengan keinginan mereka.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Pendidikan 4.0 adalah
fenomena yang merespon kebutuhan revolusi industri keempat dimana manusia dan
mesin di selaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja
menemukan kemungkinan inovasi baru. Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi,
menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan tantangan dan kebutuhan pada era
sekarang ini. Kurikulum yang membuka akses bagi generasi milenial mendapatkan
ilmu dan pelatihan untuk menjadi pekerja yang kompetitif dan produktif.
Berbicara masalah revolusi
industri 4.0 dan kaitannya dengan pendidikan tentu saja dunia pendidikan
adalah hal yang utama dan sentral untuk mengikuti arus revolusi industri ini
karena akan mencetak dan menghasilkan generasi-generasi berkualitas yang akan mengisi
revolusi industri 4.0. Holil (2018) mengatakan bahwa pendidikan di era revolusi
industri 4.0 berupa perubahan dari cara belajar, pola berpikir serta cara
bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi kreatif berbagai
bidang.
Untuk itu inovasi teknologi
di bidang pendidikan untuk mendukung pembelajaran sangat dibutuhkan pada era
ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia supaya bisa bersaing di
kancah global, maka diperlukan lembaga-lembaga pendidikan dan guru-guru untuk
melakukan pembelajaran kreatif dan inovatif. Tentunya ini akan berjalan apabila
didukung dengan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di era
revolusi industri 4.0
Mengingat tantangan
yang besar tersebut, maka guru harus terus belajar meningkatkan kompetensi sehingga mampu
menghadapi peserta didik generasi milenial. Jangan sampai timbul istilah,
peserta didik era industri 4.0, belajar dalam ruang industri 3.0, dan diajarkan
oleh guru industri 2.0
atau bahkan 1.0. Jika ini terjadi, maka pendidikan kita
akan terus tertinggal dibandingkan negara lain yang telah siap menghadapi
perubahan besar ini. Kualitas guru harus sesuai dengan performa guru yang dibutuhkan
dalam era industri 4.0. Penulis menyebut guru yang memiliki
kualitas seperti tersebut sebagai guru 4.0.
Era pendidikan 4.0 merupakan tantangan yang sangat berat dihadapi guru. Jack Ma (CEO Alibaba
Group) dalam pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, menyatakan
bahwa pendidikan adalah tantangan besar abad ini. Jika
tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, maka 30 tahun mendatang kita
akan mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat dengan
muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana
saat ini terimplementasi akan menghasilkan peserta didik yang tidak mampu
berkompetisi dengan mesin (Darmawan: 2018).
Oleh karena itu, guru harus mengurangi
dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan
pembelajaran dengan harapan peserta didik mampu mengungguli kecerdasan mesin.
Pendidikan yang diimbangi dengan karakter dan literasi menjadikan peserta didik
akan sangat bijak dalam menggunakan mesin untuk kemaslahatan masyarakat. Era pendidikan 4.0 merupakan jawaban atas terjadinya revolusi industri 4.0.
Guru 4.0 sangat dibutuhkan dalam menghadapi era pendidikan 4.0.
Bagaimana menjadi guru 4.0?
Pertanyaan ini sangat penting dijawab agar guru mampu
meningkatkan kompetensi menuju guru 4.0. Guru 4.0 memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam
mendidik peserta didik menghadapi Revolusi Industri 4.0. Guru 4.0
merupakan guru yang mampu
menguasai dan memanfaatkan teknologi digital dalam pembelajaran. Salah satu
organisasi yang dapat memfasilitasi guru 4.0 adalah SEAMEO SEAMOLEC dengan
berbagai macam pelatihan-pelatihan yang disajikan secara online.
SEAMEO SEAMOLEC
SEAMEO adalah singkatan dari South Asean Minister Education
Organization. Organisasi yang dibentuk oleh seluruh Menteri Pendidikan yang ada
dinegara-negara ASEAN. SEAMEO berdiri pada tahun 1965 dengan tujuan untuk
membangun kerja sama dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
pada wilayah tersebut. Berikut ini adalah 11 negara Asia Tenggara yang berpartisipasi dari SEAMEO; Brunei Darussalam, Cambodia, Indonesia,
Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, Timor Leste,
Vietnam. The SEAMEO
Secretariat berlokasi di Bangkok, Thailand.
Sebagai sebuah organisasi yang terus berupaya meningkatkan
kemampuan sumber daya dan mengeksplor potensi tertinggi masyarakat regional,
SEAMEO melakukan berbagai program dan projek yang ditujukan bagi pengembangan
kapasitas manusia di Asia Tenggara. Selain itu juga demi menciptakan kehidupan
yang lebih berkualitas, akses terhadap pendidikan yang sama rata, edukasi
pendidikan yang bersifat preventif, kebudayaan dan tradisi, teknologi informasi
dan komunikasi, bahasa, pengentasan kemiskinan, pertanian dan sumber daya alam.
SEAMEO memiliki Visi untuk menjadi organisasi terkemuka untuk
meningkatkan pemahaman regional dan kerjasama di bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan untuk kualitas hidup yang lebih baik di Asia
Tenggara. Misi SEAMEO adalah untuk meningkatkan kesepahaman regional, kerjasama
dan kesatuan tujuan antara Negara Anggota untuk kualitas hidup yang lebih baik
melalui pembentukan jaringan dan kemitraan, penyediaan forum antara pembuat
kebijakan dan para ahli, dan promosi pengembangan sumber daya manusia yang
berkelanjutan. Motto SEAMEO adalah "Leading
through Learning". Nilai Inti SEAMEO adalah: (1) Attitude / Sikap; yang meliputi Rasa Hormat
terhadap Keragaman Budaya (Respect for Cultural Diversity), Percaya pada Orang (Belief in People) dan Komitmen (Commitment). (2) Character / Karakter; diantaranya terdiri dari Integrity
(Integritas),
Professionalism (Profesionalisme),
dan Collaborativeness (Kolaborasi). (3) Behavior
/ Tingkah
laku; yaitu Berjuang untuk Keunggulan (Strive for Excellence), Proaktif (Proactiveness), dan Berorientasi layanan (Service-orientedness).
SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) adalah salah satu
dari 24 pusat yang berada di bawah naungan Southeast Asian Ministers of
Education Organization (SEAMEO) dan memiliki fokus bidang Pendidikan Terbuka
Jarak Jauh (PTJJ). Dengan berbagai program yang menjadi tugas intinya, seperti;
pelatihan, konsultasi, riset dan pengembangan, dan penyebaran informasi,
SEAMOLEC membantu negara-negara anggota SEAMEO untuk menemukan solusi
alternatif untuk meningkatkan kualitas manusia melalui PTJJ.
Tujuan SEAMOLEC adalah untuk melaksanakan program-program yang
relevan dan responsif terhadap kebutuhan nasional dan regional yang ada melalui
pemanfaatan sistem PTJJ. Dalam rangka mencapai visi dan missinya, dan agar
selalu mampu menyediakan layanan yang baik dan berkelanjutan di wilayah
regional Asia Tenggara, SEAMOLEC selalu berusaha meningkatkan jejaring yang
kuat melalui kemitraan dan sinergi dengan pihak/institusi lainnya. Melalui
jejaring yang kuat dan kemitraan yang baik SEAMOLEC akan mampu berkembang
semakin besar di masa depan.
SEAMOLEC memiliki visi untuk menjadi pusat keahlian pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Sedangkan misi SEAMOLEC adalah untuk membantu
negara-negara anggota SEAMEO mengidentifikasi masalah pendidikan dan mencari
solusi alternatif untuk pengembangan sumber daya manusia berkelanjutan melalui
diseminasi pemanfaatan pendidikan terbuka dan jarak jauh yang efektif. Motto
SEAMOLEC adalah CARES yang merupakan kepanjangan dari Collaboration, Accountability, Responsiveness and Relevance,
Effectiveness and Efficiency, dan Synergy (kolaborasi, akuntabilitas,
responsif dan relevan, efektif dan efisien, dan sinergi). SEAMOLEC memiliki 7
Divisi yang mendukung program kerjanya, yaitu: Keuangan dan Administrasi (Finance and Administration), IT Konten
dan Manajemen Pengetahuan (IT Content and
Knowledge Management), IT Jaringan (IT
Network), Kemitraan Masyarakat (Community
Partnership), Marketing dan Publikasi (Marketing
and Publication), Riset dan Pengembangan (Research and Development), dan Pelatihan (Training).
VIRTUAL COORDINATOR TRAINING INDONESIA
BATCH 3
Assalamualaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh...
Selamat Bergabung Guru Super Keren Abad ini.
Mohon
maaf telah memasukkan Panjenengan semua ke grup ini tanpa konfirmasi terlebih
dahulu.
Menindaklanjuti
pendaftaran kegiatan Virtual Coordinator Training SEAMEO Indonesia Batch 3 yang
telah Bapak / Ibu kirim. Maka sebagai persiapan dibentuklah grup ini.
Terima
kasih atas komitmen yang diberikan hingga terselesaikannya kegiatan ini.
Mohon bersabar menunggu info dari para Admin.
Terima kasih,
Salam
Indonesia Hebat
Begitulah isi pesan di chat
Grup WhatsApp baru, awal mula saya tergabung di Virtual Coordinator Training SEAMEO
Indonesia Batch 3 Group 70 Jatim 6. Saya masih belum faham, ini Grup Training
tentang apa? Tujuannya apa? Manfaatnya apa? Karena waktu itu, saat saya membuka
laman salah satu Grup WhatsApp yang saya ikuti dan saya membaca ada pendaftaran untuk mengikuti kegiatan Virtual
Coordinator Training (VCT) Batch 3 yang difasilitasi oleh SEAMEO Secretariat
Bangkok bekerjasama dengan Kemendikbud cq. Dirjen GTK, iseng-iseng saya
membukanya. Setelah saya klik Link Pendaftaran: http://bit.ly/VCT Batch3 dan
mulailah mengisi form yang disediakan dengan pertimbangan sepertinya kegiatan
ini menarik walaupun sama sekali belum tahu gambaran kegiatannya.
Sepanjang hari sejak saya
tergabung dalam Virtual Coordinator Training SEAMEO Indonesia Batch 3 Group 70
Jatim 6, saya hanya menyimak obrolan-obrolan yang ada di Grup VCI 70 Jatim 6.
Dari mulai Apa itu SEAMEO, beberapa peraturan untuk peserta Online Training
tersebut, sampai pada penjelasan materi awal yang harus dikuasai peserta.
Beberapa materi wajib yang harus dikuasai peserta training antara lain: (1) Pengenalan tentang WEBEX dan bagaimana
cara gabung di Webex menggunakan laptop dan HP. (2)
Belajar membuat Formulir Online (Zoho Form, untuk membuat Presensi). (3) Belajar membuat Poster atau Flyer Online. Dan (4) Tutorial merekam. Semua materi tersebut di atas adalah hal baru
buat saya dan masih sangat asing bagi saya. Saya tidak pernah mendengar
kata-kata Webex dan Zoho Form. Saya juga belum pernah dan belum bisa membuat
Flyer dan merekam. Dalam hati saya berkata, "apa yang akan di rekam kalau Training online, sedangkan yang ada di
depan kita hanya gadget saja."
Sejak itu Tim Virtual Coordinator
Training (VCT) Batch 3 Jatim 70 Grup 6 memberikan informasi terkait program
Pelatihan Online yang diselenggarakan oleh SEAMEO. Beberapa peraturan juga
diberlakukan bagi peserta agar kegiatan training berjalan kondusif dan nyaman
dan dengan harapan semua peserta dapat menyelesaikan sesi pelatihan.
Berikut beberapa peraturan untuk peserta training:
1. WhatsApp grup hanya untuk membahas tentang aktivitas Virtual
Coordinator Training (VCT).
2. Dilarang share konten hoax, ke dalam WhatsApp grup.
3. Memakai nama asli dan memasang photo profil (untuk kepentingan
flayer) di akun WhatsApp nya.
4. Dilarang memposting gambar/template/sticker diluar tema pelatihan.
5. Bagi peserta yang sudah left tidak dapat dimasukkan kembali ke dalam WhatsApp
group.
6. Dilarang menjadikan pelatihan ini sebagai ajang promosi, politik, agama,
dan SARA. Kita siapkan NKRI yang makin kokoh untuk Indonesia yang lebih baik.
7. Group dapat dimanfaatkan untuk berdiskusi pencapaian VCT dibawah
koordinasi dengan para koordinator inti dan instruktur.
8. Peserta yang bertugas dalam vicon (Video Conference) diharapkn saling:
berkolaborasi, berkoordinasi, menguatkan dan memotivasi. Flayer yang dibuat dikonfirmasikan
melalui grup diskusi sebelum diterbitkan. Materi
presentasi setelah ditampilkan dalam vicon dibagikan ke grup diskusi.
9. Menjaga etika, sopan santun, dan tata krama antara peserta terhadap team
inti, Penanggung jawab Wilayah dan instruktur.
10. Mengubah setting photo profil di akun WhatsApp agar dapat dilihat semua
orang.
11. Peraturan ini dapat ditambahkan disesuaikan dengan kondisi di kemudian
hari.
12. Keputusan penyelenggara tidak dapat diganggu gugat.
Bagi peserta yang melanggar
akan di keluarkan dari grup pelatihan ini.
Wow, betapa ketatnya
peraturan yang diberikan. Bagi peserta yang sudah left tidak dapat dimasukkan
kembali ke dalam WhatsApp group. Semakin membuat saya penasaran tentang materi
yang akan saya dapatkan di training online ini. Namun begitu, kalimat-kalimat
ajakan dari para instruktur begitu menyemangati kami yang baru bergabung
sebagai peserta training online ini bahwa kami pasti bisa mengikutinya dengan
baik. Salah satu kalimat penyemangat itu seperti ini: Semangat ya Bapak
Ibu untuk lulus, karena akan dipandu oleh instruktur-instruktur yang selalu
setia. Daftar Pengurus Pusat, Pengurus
Wilayah dan Instruktur VCT Batch 3 Grup 70 Jatim 6 terlampir (Appendix 1)
Alhamdulillah, setelah
peserta-peserta yang di add dalam group mulai membuka sesi perkenalan dengan
menuliskan nama dan instansi maka arus masuk informasi tidak pernah berhenti.
Guru-guru sangat antusias berbagi informasi dari pagi sampai tengah malam dan
berganti hari terpantau di WhatsApp Group hingga dini hari, baru istirahat jam
00.50. Luar Biasa!!!
KECAKAPAN
VIRTUAL COORDINATOR
Seorang virtual coordinator
harus memiliki kecakapan dalam mengelola pelatihan atau pembelajaran berbasis
dunia maya menggunakan platform video conference. Merancang dari awal kegiatan
hingga publikasi ke sosial media. Karena itu, inilah kecakapan minimal yang harus
dimiliki oleh VC Indonesia:
A. Persiapan Kegiatan
1.
Membuat flyer / poster digital untuk mengajak
dunia luar bergabung. Tool yang dapat digunakan dalam membuat flyer digital
sangatlah banyak, diantaranya Photoshop, Coreldraw, Canva, berbasis online seperti
postermywall.com, bahkan bisa menggunakan aplikasi familiar seperti Ms. Word
dan Powerpoint.
2.
Untuk mendukung flyer yang telah dibuat, VC
harus punya kecakapan menulis narasi kegiatan, berisi pengetahuan awal tentang
hal yang akan disampaikan, jadwal kegiatan serta informasi link platform video
conference, room number dan password.
3. Jika kegiatannya terbatas pada kalangan tertentu, VC harus punya
kecakapan melakukan rekrutmen secara online melalui diantaranya google form,
microsoft form atau zoho forms dan sebagainya.
B. Implementasi kegiatan
1.
Melakukan kegiatan melalui video conference.
Banyak platform yang dapat digunakan, seperti google hangouts, skype for
bussiness, zoom. Namun Webex memiliki kekuatan gambar dan video yang stabil.
Webex dapat dilakukan membuat room pertemuan secara mandiri.
2.
Membuat presensi kegiatan online sebagai
dokumentasi peserta yang mengikuti kegiatan. Presensi dapat dibuat menggunakan
google form atau microsoft form, namun jika ingin presensi yang bisa
ditandatangani, zoho forms bisa dijadikan pilihan.
3.
Untuk menshare form dengan link yang panjang,
sebelumnya link tersebut diringkas terlebih dahulu, agar pemirsa bisa mengetik
ulang. Link ringkas dibuat sesederhana mungkin dengan nama unik, menghindari
menggunakan huruf kapital dan huruf kecil, karena link tersebut diketik ulang.
4.
VC memiliki kecakapan menjadi moderator, host
dan narasumber secara virtual melalui video conference.
C. Dokumentasi kegiatan
1.
Kegiatan yang dilakukan harus
didokumentasikan sebagai jejak digital edukasi 4.0. Karena itu VC harus punya
kemampuan merekam layar kegiatan berlangsung. Dapat melalui tablet dengan
menggunakan diantaranya DU Recorder atau V-Recorder atau di Laptop dengan
menggunakan misalnya Camtasia, Screencast o Matic atau Faststone.
2.
Rekaman kegiatan tersebut diupload ke youtube
agar dapat disimpan dan dipelajari kembali oleh pemirsa vicon.
Demikian minimal kecakapan yang harus dimiliki VC
Indonesia, dan tentu saja kecakapan tersebut sangat berat buat saya. Kecakapan
saya pribadi dalam hal IT masih nol. Saya mengikuti kegiatan pelatihan online
ini tanpa mengenal IT dan fasilitas-fasilitasnya sebelumnya. Tapi saya optimis
dan selalu semangat, bahwa disini saya belajar, saya pasti bisa mengikuti dan
melakukannya. Motto saya “Saya harus bisa
menyelesaikan apa yang telah saya mulai.”
Senin, 4 Maret
2019, Pukul 19.30 WIB, Materi pertama tentang Paparan Umum yang saya ikuti
melalui Video Conference di room webex. Ini merupakan kegiatan awal VCT
yang wajib diikuti semua peserta agar mengetahui pemaparan awal dari kegiatan
VCT Penjaga Tol Langit Pendidikan Era 4.0. Video conference (Vicon) oleh Bapak
Dr. Gatot Dwi Priowirjanto selaku Direktur SEAMEO Secretariat memaparkan
perlunya peningkatan kapasitas guru menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan Abad
21. Model peningkatan kapasitas pun mesti disesuaikan dengan kondisi kekinian
yang bersentuhan dengan digital sehingga SEAMEO menyelenggarakan sebuah
pelatihan bernama Virtual Coordinator Training (VTC)
berupa pelatihan online atau
daring (dalam jaringan) dengan model Video conference (Vicon) menggunakan
platform Webex.
Kegiatan
yang kami ikuti ini merupakan VCT Batch 3 dan saya yang berdomilisi di Jombang
Jawa Timur masuk pada VC Indonesia Group 70.
Gambaran pelatihan VCT antara lain:
1.
Peserta
diberikan materi singkat mengenai program peningkatan kapasitas guru yang
digawangi oleh SEAMEO.
2.
Peserta
diberikan materi mengenai pengoperasian Cisco Webex, sebagai platform yang
digunakan dalam pelatihan VCT ini.
3.
Peserta
diberikan juga materi-materi pengayaan, seperti misalnya STEM dan Revolusi
Industri 4.0.
4.
Peserta
mulai melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan 2 kali sebagai
Presenter/Narasumber, 2 kali sebagai Moderator, dan 2 kali sebagai Host dan
mengisi pada kantong tugas yang telah disediakan.
5.
Sertifikat
diterbitkan.
6.
Alumni
pelatihan VCT diharapkan mengimplementasikan di sekolahnya, KKG, MGMP,
Kecamatan, atau Kabupaten tempat ia bertugas.
Inti dari kegiatan
di Grup ini adalah kita "belajar bersama, sharing ilmu".
Kita akan mendapat kesempatan presentasi melalui video conferensi di Webex,
juga akan mendapat kesempatan menjadi host, moderator, dan peserta
vicon. Saat menjadi presenter, kita perlu menyiapkan/pilih materi untuk
dipaparkan melalui Vicon, materi yang dipilih bebas, boleh berkaitan dengan
mata pelajaran yang kita ampu, boleh tentang hal-hal umum yang bersifat
praktis. Durasi presentasi sekitar 30 menit, plus 30 menit untuk tanya
jawab. Pada saat menjadi peserta Vicon, kita hanya perlu masuk ke Webex,
isikan meeting room number, password, lalu menyimak paparan materi dari
presenter. Microphone di mute agar tidak mengganggu presenter. Saat sesi tanya
jawab, bisa menulis pertanyaan melalui chat room, atau gunakan microphone untuk
bertanya langsung.
Dalam kegiatan vicon, peran yang dapat kita ambil adalah sebagai presenter, moderator atau host. Untuk lebih jelasnya peran dan tugas dalam vicon sebagai berikut:
Tugas
Presenter, Host, dan Moderator
HOST
·
Membuka
acara Vicon
·
Memperkenalkan
presenter dan moderator
·
Membacakan
peraturan peserta vicon
·
Menyerahkan
kegiatan pada moderator
·
Mengatur
tampilan shooting camera dan microphone peserta ketika acara berlangsung.
·
Membantu
moderator selama acara berlangsung demi kelancaran acara.
·
Membuat
Absensi online
·
Merekam
kegiatan vicon
·
Menyiapkan dan menyimpan flyer kegiatan
serta rekaman saat bertugas untuk disetor ke kantong tugas.
MODERATOR
·
Mengendalikan
jalannya acara
·
Memberikan
kesempatan presenter untuk menyampaikam materi
·
Mengingatkan
presenter berkaitan dengan waktu untuk penyampaian materi jika presenter
terlalu asyik dalam presentasinya.
·
Mencatat
pertanyaan peserta yang terdapat pada kolom chat dan menyampaikannya pada saat
diskusi dimulai.
·
Mengatur
jalannya diskusi tanya jawab jika ada pertanyaan langsung dari peserta.
·
Mengakhiri
kegiatan bersama presenter jika waktu sudah selesai dengan membacakan
kesimpulan / pesan dari presenter sebelum mengakhiri kegiatannya.
·
Menyerahkan
room vicon ke host dan host akan menutup section vicon.
·
Menyiapkan
dan menyimpan file PDF daftar hadir saat bertugas dan
memastikan para petugas, baik host, moderator, maupun presenter dan partisipan
saat itu sudah mengisi daftar hadir pada link Absensi yang dibagikan di room
chat, sebagai bahan bukti setoran ke kantong tugas.
PRESENTER
·
Menyiapkan
PPt untuk presentasinya
·
Memaparkan
materi dengan singkat padat dan berisi
·
Menjawab
pertanyaaan peserta vicon
·
Mengakhiri
kegiatan dengan menyampaikan kesimpulan / rangkuman / penyataan sebelum
mengakhiri materi
·
Menyiapkan hasil rekam layar dan link
YouTube video presentasi anda, serta file PPT nya sebagai bukti telah bertugas
Kamis, tanggal 7 Maret 2019,
saya memberanikan diri untuk mengisi plot presentasi. Saya mengisi di sesi
malam, karena pagi aktifitas mengajar di Madrasah sampai jam 3 sore. Presentasi
pertama saya adalah tentang Meningkatkan Mutu Guru melalui Lesson Study.
Alhamdulillah presentasi berjalan lancar. Namun, saya masih belum bisa merekam
jalannya presentasi saya. Sehingga untuk rekaman masih dibantu oleh instruktur
dan peserta training yang sudah bisa merekam. Saya cukup bangga bisa menjadi
Presenter di hari pertama VC Indonesia 70 Jatim 6 sekaligus bisa membuat
Presensi menggunakan Zoho Form.
Flyer Presentasi Pertama saya tentang Lesson Study
Dihari
kedua, Jum'at, 8 Maret 2019, saya semakin berani mencoba untuk tampil. Kali ini
saya mengisi plot untuk menjadi Host dan Moderator. Awalnya belum begitu paham
tentang tugas dan cara menjadi Host dan Moderator, tapi dengan bimbingan para
instruktur, akhirnya saya bisa mengoperasikan Vicon di room Webex dengan mudah.
Memang segala sesuatu itu jangan hanya di bayangkan saja, tapi harus dicoba.
Sabtu,
9 Maret 2019 adalah presentasi kedua saya. Kali ini saya menyajikan materi
umum, yaitu tentang salah satu kegiatan di Sekolah tempat saya bekerja. Judul
materi saya adalah Pembuatan ECOBRICK di Lingkungan Sekolah. Sama
halnya dengan di presentasi pertama, saya masih belum bisa merekam presentasi
Vicon saya sendiri. Semuanya masih di bantu oleh para instruktur dan peserta
lain yang sudah bisa menjalankan Fastone. Saya hanya bisa membuat presensi
dengan menggunakan Zoho Form, dan mengoperasikan Webex sebagai Host, Moderator,
dan Presenter.
Flyer
Presentasi saya yang kedua tentang ECOBRICK
Akhirnya,
saya semakin ketagihan untuk tampil di room Webex. Saya selalu mengisi plot
yang ditawarkan di Grup VC Indonesia 70 Jatim 6, baik sebagai Moderator maupun
sebagai Host. Dan lambat laun, akhirnya saya juga bisa merekam jalannya
presentasi. Alhamdulillah, setelah saya dapat menyelesaikan tugas saya, yaitu 2
kali menjadi Presenter, 2 kali menjadi Moderator, dan 2 kali menjadi Host,
selanjutnya saya ikut berpartisipasi untuk mendukung teman-teman peserta lain
agar bisa meyelesaikan tugas-tugasnya.
Berikut Jadwal Penampilan
dalam Video Conference (Vicon) yang telah saya laksanakan selama pelatihan di
VCT Batch 3 Grup 70 Jatim 6 (Appendix 2).
Saya
senang sekali bisa bergabung di training online ini. Saya bangga menjadi bagian
dari Virtual Coordinator Training Indonesia Batch 3 Grup 70 Jatim 6. Saya
mendapatkan banyak sekali ilmu baru. Ilmu-ilmu tentang kecanggihan teknologi,
tentang fitur-fitur internet untuk pembelajaran, tentang fasilitas-fasilitas
online, sampai tentang materi umum yang sungguh sangat bermanfaat. Saya juga
mendapatkan teman-teman baru, para instruktur-instruktur yang sabar dan telaten
membimbing kami dan Guru-guru hebat dari berbagai daerah di wilayah Jawa Timur.
Dan yang paling penting, saya mendapatkan pengalaman berharga yang tidak
ternilai serta dapat menyelesaikan semua tugas-tugas yang diberikan dengan baik
dan lancar. Alhamdulillah, akhirnya saya LULUS dan mendapatkan sertifikat
bertaraf internasional dengan total jam pelatihan yang tertera di sertifikat adalah
39 jam. (Appendix 3)
PENUTUP
PENJAGA TOL LANGIT, sebuah
istilah baru yang saya suka. Ya, meski untuk meraihnya tidaklah mudah. Saya
juga suka sama mereka, para instruktur dan peserta di VC Indonesia Batch 3
Group 70 Jatim 6. Walau lelah, tapi tak pernah menyerah. Walau lemah, tapi
tetap ingat akan amanah. Pak Gatot pernah mengatakan, tidak ada yang sempurna.
Karenanya, melangkah itu penting. Gabungkan langkah demi langkah untuk langkah
yang lebih baru. Sinergi dan kolaborasi untuk Inovasi yang lebih baik. Tetap
semangat demi meningkatkan Mutu Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Berns, R., & Erickson, P. (2001). Contextual
teaching and learning: Preparing students for the new economy. The Highlight Zone Research, (5),
1–8.
Chandra, F. H., & Nugroho, Y. W. (2016). Implementasi Student Centered Learning Dengan Memanfaatkan Media
Pembelajaran Digital Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode “Flipped
Classroom.” Media Prestasi,
XVIII(2), 40–50.
Darmawan, J. 2018. Menjadi Guru Era Pendidikan 4.0. Lhokseumawe: Serambi Indonesia
Degeng, N. S. 2013. Ilmu Pembelajaran: Klasifikasi Variabel untuk
Pengembangan Teori dan Penelitian. Malang: Aras Media.
Falk, J. H., Heimlich, J. E., & Foutz, S. (n.d.). Free-Choice
Learning and the Environment. United Kingdom: AltaMira Press.
Harjali, Degeng, S. N. I., Setyosari, P., & Dwiyogo, W. D. (2015). Strategi Guru dalam Membangun Lingkungan
Belajar yang Kondusif : Studi Fenomenologi pada Kelas-kelas Sekolah Menengah
Pertama di Ponorogo. Jurnal
Pendidikan, 23 (April),
10–19.
Holil, M. 2018. Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta: Harian Kompas
Joyse, Bruce and Weil, M. 2003. MODELS OF TEACHING (Fifth). New
Delhi: Prentice Hall of INDIA Private Limited.
SEAMEO Center
Indonesia. 2019. Apa itu
SEAMEO-SEAMOLEC?. Jakarta: Sekretariat jenderal kementerian Pendidikan dan
kebudayaan
APPENDIX 1
SUSUNAN PENGURUS VCT INDONESIA BATCH 3 GROUP 70 JATIM 6
APPENDIX 2
JADWAL PENAMPILAN SAYA DALAM VICON (VIDEO CONFERENCE)
VCT INDONESIA BATCH 3 GROUP 70 JATIM 6
Kamis, 7 Maret 2019
1. Sesi 8, pukul 18.15-19.15
Presenter: Ni'matuz
Zahroh
Instansi: MTsN
5 Jombang
Judul:
Meningkatkan Mutu Guru melalui Lesson Study.
Moderator:
Risdwi Widjiastuti (SMKN 5 Malang)
Host: Lilik
Idayati (SMAN 2 Trenggalek)
2. Sesi 9, pukul 9.15 -10.15
Presenter:
Lilik Idayati
Instansi: SMAN
2 Trenggalek
Judul: Menuju
Sekolah Adiwiyata
Moderator: Ni'matuz Zahroh (MTsN 5 Jombang)
Host: Asrinah
(SMPN 3 Nguling Pasuruan)
Jum'at, 8 Maret 2019
1. Sesi 8, pukul 19.25-20.25
Presenter:
Rudy Eko Prasetya
Instansi: SMK Pelita Nusantara Kediri
Judul:
Pemanfaatan AR (Augmented Reality) untuk Media Pembelajaran
Moderator: Ni'matuz Zahroh (MTsN 5 Jombang)
Host: Eko
Suprapto (SMP Islam Al Azhaar Tulungagung)
2. Sesi 9, pukul 20.35-21.35
Presenter:
Gunawan Maryoto
Instansi: SMPN
1 Prigen Pasuruan
Judul: Quiz
Online dengan Google Form
Moderator:
Asrinah (SMPN 3 Nguling Pasuruan)
Host: Ni'matuz
Zahroh (MTsN 5 Jombang)
Sabtu, 9 Maret 2019
1. Sesi 9, pukul 19.25
-20.25
Presenter: Ni'matuz Zahroh
Instansi: MTsN
5 Jombang
Judul:
Pembuatan Ecobrick di Lingkungan Sekolah
Moderator:
Asrinah (SMPN 3 Nguling Pasuruan)
Host: Anita
April Yani (SMAN 1 Plumpang Tuban)
Selasa, 12 Maret 2019
Sesi 9, Pukul 19.25-20.25
Presenter:
Yeni Dwi Susanti
Instansi: SMPN
2 Lumajang
Judul: Program
GenRe menuju Generasi Emas
Moderator:
Siswati (SMAN 1 Kauman Tulungagung)
Host: Ni'matuz
Zahroh (MTsN 5 Jombang)
Kamis, 14 Maret 2019
Sesi 8, Pukul 18.15-19.15
Presenter:
Anita April Yani
Instansi: SMAN
1 Plumpang Tuban
Judul:
Menggunakan Media Sparkol VideoScribe sebagai Media Pembelajaran
Alternatif.
Moderator: Ni'matuz Zahroh (MTsN 5 Jombang)
Host: Ririn
Anggraini (SMAN 1 Panarukan Situbondo)
Jum'at, 15 Maret 2019
Sesi 2, Pukul 09.15-10.15
Presenter:
Faiqotur Rosidah
Instansi: SMPN
3 Peterongan Jombang
Judul:
Literasi dalam K13 (Literasi dalam Pembelajaran)
Moderator: Sri
Handayani
Host: Ni'matuz
Zahroh (MTsN 5 Jombang)
APPENDIX 3
SERTIFIKAT PELATIHAN ONLINE
VCT INDONESIA BATCH 3 GROUP 70 JATIM 6
PENULIS
Ni’matuz Zahroh adalah guru Bahasa Inggris di MTs Negeri
5 di Jombang, Jawa Timur. Dia memperoleh gelar sarjana dalam Pendidikan Bahasa
Inggris dari Departemen Pendidikan Bahasa Inggris STKIP PGRI Jombang, Jawa
Timur, pada tahun 1999. Dan memperoleh gelar Master dalam Pendidikan Bahasa
Inggris dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, pada
tahun 2011. Dia telah mengajar bahasa Inggris di MTs Negeri sejak tahun 1999.
Minatnya terutama di bidang pengajaran bahasa Inggris dan pembelajaran berbasis
IT. Dia telah mengembangkan bahan ajarnya sendiri, terutama bahan bacaan,
karena dia menyadari bahwa tingkat kemampuan siswa harus dipertimbangkan dalam
memilih bahan dengan tujuan membantu mereka dapat lebih mudah memahami teks. Dia
aktif terlibat dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris MTs Negeri
di Jombang. Dia juga aktif menghadiri sejumlah lokakarya, konferensi dan
seminar dalam pengajaran bahasa Inggris, baik di tingkat lokal, Nasional,
maupun Internasional. Saat ini, dia tercatat sebagai salah satu Instruktur di
SEAMEO VCT Indonesia Batch 4 Jatim 79.8 wilayah Kediri, Jombang dan Nganjuk. Email:anik.zahroh@gmail.com